IPOL.ID – Varian AY.4.2 alias Delta Plus mulai memancing kekhawatiran dunia, termasuk Indonesia. Mutasi ini sudah mengamuk di sejumlah negara.
Sub varian dari varian Delta itu memang layak diwaspadai. Laman Moscow Times menyebutkan, ilmuwan senior Rusia, Kamil Khafizov, menyebutkan varian AY.4.2 10% lebih menular ketimbang varian Delta.
Untuk diketahui, varian Delta merupakan jenis yang paling dominan dari gelombang keempat yang terjadi di Rusia. Sementara subvarian AY.4.2 telah menyebar secara perlahan sejak pertama kali terdeteksi pada Juli 2021.
Namun, Khafizov yakin, vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini masih efektif melawan varian AY.4.2. Sebab varian jenis baru tersebut tidak banyak perberbedaan dengan varian Delta. Artinya, tidak secara radikal mengubah kemampuan untuk mengikat antibodi.
Sejumlah negara yang mengalami ledakan kasus baru COVID-19 akibat varian ini adalah Rusia, Vietnam, Singapura, dan Inggris.