Saat ini, operasional Blok Rokan didukung lebih dari 25 ribu pekerja yang sebagian besar merupakan warga lokal Provinsi Riau.
Pertamina telah berdiskusi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau terkait potensi tambahan pajak bagi daerah, salah satunya dipicu perubahan skema kontrak bagi hasil dari sebelumnya menggunakan skema cost recovery menjadi gross split.
Sejauh ini, perseroan mengebor lebih dari 79 sumur dengan mengoperasikan 16 rig di Blok Rokan. Jumlah rig akan terus ditambah untuk mendukung upaya pencapaian target jumlah sumur tajak yang ingin dicapai.
Blok Rokan merupakan salah satu wilayah kerja minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia.
Sejak 9 Agustus 2021, pengelolaan Blok Rokan di Provinsi Riau beralih ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) setelah 80 tahun atau sejak tahun 1951 dikelola PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
Saat ini, Blok Rokan menyumbang 24 persen dari total produksi minyak di Indonesia dan menyumbang produksi minyak terbesar nomor dua secara nasional.
Blok Rokan memiliki luas mencapai 6.220,29 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama, yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam south, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager. Pada 1 Januari 2021, pemerintah memproyeksikan cadangan minyak sebanyak 350,73 MMSCFD dan gas bumi 9.071 BSCF. []