IPOL.ID – Gunung Semeru meletus disertai guguran awan panas dan hujan abu vulkanik cukup tebal, Sabtu (4/12) sore. Letusan juga mengirimkan banjir lahar ke sungai sekitar. Tak ayal, masyarakat di lereng gunung pun berlarian menyelamatkan diri.
Kantor berita Antara menyebutkan, puluhan warga terdampak harus mengungsi. “Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, sebanyak 65 warga mengungsi di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, sehingga seluruh tim BPBD kami kerahkan untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman,” ungkap Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, saat dikonfirmasi.
Petugas BPBD dan dinas sosial diklaim sudah bergerak ke lokasi untuk menjemput warga yang terjebak di dalam rumah dan tidak berani keluar. Sebab abu vulkanik cukup tebal.
Beruntung hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa terkait letusan Gunung Semeru. “Kami bergerak cepat untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman dan ada warga yang mengungsi di masjid,” tuturnya.
Hujan abu vulkanik menyebabkan sejumlah wilayah di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro gelap seperti malam hari. Karena itu, Pemkab Lumajang akan membuka posko pengungsian di Dusun Kamar Kajang dan Pronojiwo.
“Ada tiga dusun di Pronojiwo dan Candipuro yang masih diguyur hujan abu vulkanik cukup tebal, di antaranya Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan,” katanya lagi.
BPBD bersama Dinas Sosial Lumajang, lanjut dia, akan membuka dapur umum untuk menyuplai kebutuhan makanan bagi warga yang terdampak letusan Gunung Semeru.
Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto, mengatakan, letusan Semeru berupa awan panas guguran pada 4 Desember 2021 diawali dengan luncuran lahar pada pukul 13.30 WIB.
“Pada saat kejadian awal visual, Gunung Semeru tertutup kabut dan awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan,” ujar Kristianto. (mim)