IPOL.ID – Gunung Semeru meletus menimbulkan korban jiwa dan materi. Akibatnya, 13 warga di lereng Semeru tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka bakar.
Gunung api memang menimbulkan dua dampak yang sangat berbeda. Yakni, sanggup memberikan kemakmuran melalui kesuburan tanah dan berpotensi mengancam jiwa makhluk hidup di sekitarnya.
Berdasarkan situs Interesting Engineering, gunung api dikategorikan paling aktif di dunia jika mengandung sejumlah besar energi dan daya rusak cukup tinggi. Plus meletus dalam 10.000 tahun terakhir.
Berdasarkan kategori tersebut, para ilmuwan mencatat Bumi memiliki sekitar 1.500 gunung berapi aktif yang tersebar di penjuru dunia. Sekitar 75% di antaranya, ada di sepanjang cincin api pasifik (Ring of Fire) yakni sebuah wilayah yang membentang di batas daratan di lautan Pasifik.
Ini sembilan gunung api yang diklaim paling aktif di dunia:
1. Gunung Mauna Loa di Hawaii
Mauna Loa adalah gunung berapi terbesar di Bumi, gelar yang dipegangnya untuk waktu yang lama, sempat hilang pada 2013, tetapi sekarang telah kembali lagi.
Tahun 2013, para ilmuwan mengumumkan bahwa mereka percaya gunung berapi bawah laut Tamu Massif adalah yang terbesar di dunia. Mauna Loa diperkirakan meletus terus menerus selama 700.000 tahun hingga sekarang. Karena seringnya mengeluarkan aliran lava, gunung api inni menimbulkan risiko besar bagi masyarakat sekitar.
2. Gunung Eyjafjallajokull di Islandia
Namanya memang yang paling sulit diucapkan. Gunung Eyjafjallajokull meletus terakhir kali pada 2010. Meskipun letusan itu sendiri relatif kecil, gumpalan abu dari letusan tersebut menyebabkan krisis lalu lintas udara global, sehingga menyebabkan banyak penerbangan dialihkan atau dibatalkan.
Karena aktivitas yang relatif baru tersebut, bisa dikatakan ini salah satu gunung berapi paling terkenal saat ini. Gunung berapi khusus tersebut memiliki lapisan es yang menutupi kalderanya, suatu sifat yang sangat berbeda dibandingkan gunung berapi lainnya dalam yang masuk daftar ini.
3. Gunung Vesuvius di Italia
Gunung Vesuvius terletak hanya 9 km dari Kota Napoli, Italia. Letusannya pada 79 M mengubur Kota Pompeii dan Herculaneum di bawah abu dan lava.
Vesuvius adalah satu-satunya gunung berapi di daratan Eropa yang meletus dalam seratus tahun terakhir. Hari ini, itu dianggap sebagai salah satu gunung berapi paling berbahaya di dunia, karena kedekatannya dengan Napoli dan kecenderungannya terhadap letusan eksplosif yang dahsyat.
4. Gunung Merapi di Indonesia
Gunung Merapi diperkirakan telah menghasilkan lebih banyak aliran lava daripada gunung berapi lainnya di dunia. Pada bulan Oktober 2010, kewaspadaan tinggi diberikan kepada warga sekitar dan meminta agar penduduk mengungsi.
Tanggal 25 Oktober 2010, lava mulai mengalir dari lereng selatan. Letusan berlanjut sepanjang November, akhirnya menyebabkan kematian sekitar 350 orang dan membuat banyak penduduk di sekitarnya kehilangan tempat tinggal.
Gunung api yang berada di dua provinsi di Indonesia itu, yakni Jawa Tengah dan DIY, sering kali meletus. Aktivitas ini dianggap baik karena Gunung Merapi pada akhirnya tidak “menyimpan tenaga” yang besar saat meletus. Karena itu Merapi dikenal sebagai gunung berapi paling aktif di seluruh Indonesia.
5. Gunung Nyiragongo di Kongo
Gunung Nyiragongo memiliki salah satu danau lava terbesar di zaman modern di dalam kawah utamanya. Terletak di Taman Nasional Virunga di Republik Demokratik Kongo, gunung ini bertanggung jawab atas sekitar 40% letusan bersejarah di Afrika.
Sejak tahun 1882, gunung berapi ini telah meletus setidaknya 32 kali dan danau lavanya secara konsisten menunjukkan fluktuasi level, yang menunjukkan aktivitas magma bawah tanah.
Pada 10 Januari 1977, gunung ini kembali meletus dan membanjiri desa-desa di lereng atas serta menewaskan sedikitnya 70 orang. Para peneliti mengingatkan bahwa gunung berapi itu dapat meletus lagi pada 2024.
6. Gunung Berapi Taal di Filipina
Terletak 48 km selatan Kota Manila, Filipina, Gunung Api Taal adalah yang paling aktif kedua di Filipina. Namun, gunung berapi ini terkenal karena tingkat kematiannya selama bertahun-tahun, dengan sekitar 6.000 orang telah tewas.
Sekarang, gunung berapi itu cukup tenang sejak 1977, tetapi meletus lagi pada Januari 2020, memuntahkan abu hingga ke Metro Manila, dan sebagian Luzon Tengah. Sebanyak 39 orang tewas dalam letusan tersebut, baik karena menolak mengungsi atau karena masalah kesehatan selama evakuasi.
7. Gunung Galeras di Kolombia
Pemandangan di puncak Gunung Galeras memang mengesankan karena memilik ketinggian 4.276 meter di atas permukaan laut. Gunung api itu cukup aktif selama jutaan tahun.
Diperkirakan Gunung Galeras telah menjadi gunung berapi aktif selama sekitar satu juta tahun. Tetapi letusan pertama yang tercatat terjadi pada 1535.
Letusan lebih dari 500.000 tahun lalu mengeluarkan 15 kilometer kubik material ke lanskap sekitarnya dan membentuk kaldera. Gunung berapi terletak di dekat Kota Pasto sehingga menimbulkan ancaman.
Pada tahun 1978, para ilmuwan mengira gunung berapi ini sudah tidak aktif. Lalu 10 tahun kemudian gunung itu meletus.
Setelah itu, pada 1993, meletus selama konferensi Decade Volcano di Pasto, menewaskan 6 ilmuwan yang telah melakukan ekspedisi dadakan ke kawah, bersama dengan tiga turis.
8. Gunung Sakurajima di Jepang
Gunung Sakurajima dulunya adalah gunung berapi yang pulaunya sendiri sebelum aliran lavanya tumbuh cukup besar untuk menghubungkan massa ke Semenanjung Osumi di Jepang.
Gunung berapi ini telah meletus hampir secara konstan sejak 1955, dan ribuan ledakan kecil terjadi setiap tahun. Hal itu menciptakan kondisi berbahaya bagi kota terdekat, Kagoshima.
Pada 18 Agustus 2013, gunung berapi meletus dari kawah Showa dan menghasilkan gumpalan abu setinggi 5.000 meter. Itu adalah letusan ke-500.
9. Gunung Santa Maria di Guatemala
Gunung api Santa Maria terletak di dataran tinggi barat Guatemala, dekat Kota Quetzaltenango. Kawahnya terbentuk selama ledakan pada 1902, yang menempati peringkat sebagai salah satu dari tiga letusan terbesar di abad ke-20. Bahkan tercatat sebagai salah satu dari lima letusan terbesar dalam beberapa ratus tahun terakhir.
Gunung berapi ini berada di sepanjang garis patahan lempeng Cocos dan lempeng Karibia; pergerakan yang biasanya menjadi penyebab letusan gunung berapi tersebut. Letusan terakhir terjadi pada Maret 2011 dan aliran lava tetap cukup konstan sejak saat itu. (mim)