IPOL.ID – Para dosen dan Himpunan Mahasiswa Sipil Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana melakukan inovasi pengolahan sampah organik terintegrasi dengan sumur biopori sebagai drainase vertikal di wilayah Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Sedianya kegiatan pengabdian masyarakat 2023/2024 digelar di Taman Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Meruya Selatan, Meruya Selatan, Kembangan, pada Rabu (24/4/2024).
Acara tersebut menjadi momen penting dalam mempererat hubungan antara pihak kampus Mercu Buana dan masyarakat sekitar. Para peserta juga diberikan kesempatan mendengarkan paparan oleh tim pelaksana tentang integrasi pemanfaatan sumur biopori sebagai drainase vertikal dan pengolahan sampah organik di Meruya Selatan.
Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Mercu Buana, Sylvia Indriany bersama tim pelaksana yang hadir dalam kegiatan memberikan penjelasan. Instruksi mengenai cara pemilahan sampah dan teknis pembuatan lubang resapan biopori pun diberikan.
Selanjutnya dilaksanakan praktik di lokasi yang sudah disediakan di Taman RPTRA Meruya Selatan tersebut.
Sylvia menyampaikan, prinsip kerja lubang resapan biopori sebenarnya sederhana yaitu lubang vertikal yang dibuat. Lalu diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah disebut biopori.
“Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran bagi air untuk meresap kedalam tanah,” terang Sylvia pada awak media di lokasi RPTRA Meruya Selatan.
Dikatakannya, kegiatan pengabdian masyarakat itu menjadi ajang untuk mendorong inovasi dan pembelajaran berkelanjutan. Melestarikan air tanah dengan membuat biopori di rumah-rumah sebagai drainase vertikal Meruya Selatan.
“Universitas Mercu Buana Peduli Negeri, berkomitmen menjaga kemitraan berkesinambungan dengan masyarakat sekitar. Giat pengabdian masyarakat hanya merupakan salah satu langkah dari banyaknya inisiatif yang bakal terus dilakukan sebagai upaya mewujudkan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat,” tutur Sylvia.
Dalam kesempatan yang sama, Lurah Meruya Selatan, Kembangan, M. Ghufri Fatchani mengatakan, sebuah inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi tantangan lingkungan sekitar.
“Melalui kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat, diharapkan akan lahir solusi-solusi baru yang dapat diterapkan secara luas untuk kesejahteraan bersama,” kata Ghufri.
Dari sisi warga sekitar, sambung Ghufri, diharapkan dapat memberi manfaat nyata dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup.
“Dengan integrasi sumur biopori dan pengolahan sampah organik, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan”.
Pada kesempatan itu, Lurah Ghufri secara langsung melakukan penanaman PVC lubang biopori ke dalam lubang biopori yang sudah digali. Kemudian memasukkan sampah-sampah organik ke dalamnya. Menyusul setiap peserta melakukan proses pembuatan lubang biopori di titik-titik yang sudah disiapkan.
Dalam kegiatan itu turut terlibat sejumlah dosen dari Program Studi Teknik Sipil, di antaranya, Reni Karno Kinasih, Rosmina Z, Yunita Dian Suwandari, Mirnayani, Jef Franklyn Sinulingga, Nabila, Ernanda Dharmapribadi, Erlangga Rizqi Fitriansyah, Oties Titian Tsarwan, Yosie Malinda, Anom Wibisono, Hamonangan Girsang, Suci Putri Elza dan Zel Citra, Mukhlisya Dewi Ratna Putri, serta Paksi Dwiyanto Wibowo.
Tak hanya para dosen Mercu Buana, dalam kegiatan itu juga turut melibatkan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Mercu Buana, yakni Hanafi, Mukhlis, Mery, Bambang, Dinda, Raka, Anto dan Annisa. (Joesvicar Iqbal/msb)