IPOL.ID – Peringatan Hari Ibu ke 93 di rayakan dengan special di Perth Western Australia. Perayaan Hari Ibu dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan perempuan Indonesia. Peringatan Hari Ibu Indonesia yang jatuh pada tgl 22 Desember tersebut tidak dapat dilepaskan dari saat diselenggarakannya Kongres Perempuan ke 1 pada tahun 1928.
Dimana pada waktu itu mulai di kumandangkan semangat juang para perempuan untuk bersatu meningkatkan harkat dan martabat dan berjuang bersama kaum laki laki untuk menjadi bangsa yang merdeka.
Dimana pada akhirnya Pemerintah pada tahun 1959 menetapkan Hari Ibu sebagai hari nasional dan sampai sekarang Hari Ibu di peringati oleh rakyat Indonesia di berbagai belahan dunia.
Demikian pula di Perth, Western Australia peringatan Hari Ibu dirayakan dengan spesial. Lolita Hall sebagai pemerhati dan pecinta wastra Indonesia di Perth menggagas ide perayaan Hari Ibu dengan menggelar acara “Kelana Batik 3 Negeri’ di yang di bungkus dengan suasana “Afternoon Tea” yang akrab dan informatif dalam balutan tradisi peranakan Cina.
Acara peringatan Hari Ibu yang bernuansa kental budaya Peranakan Cina Indonesia ini di dukung penuh oleh Dharma Wanita Persatuan KJRI Perth dan Diaspora IDN-WA. Lolita juga menggandeng Bpk Hartono Sumarsono sang kolektor batik di Jakarta sebagai nara sumber pembicara secara virtual mengenai Selayang Pandang batik 3 Negeri.
Tampak antusias ibu ibu mendengarkan dan bertanya pada bapak Hartono mengenai kisah lanjut dari Batik 3 Negeri ini.Hartono sebagai nara sumber bercerita mengenai Batik 3 negeri yg lahirnya di Solo ini mitosnya di buat di 3 lokasi. Warna merah di buat di kota Lasem, warna biru di Pekalongan dan warna soga/coklat di buat di Solo. Setelah di telusuri ternyata hanya dibuat di 2 kota Solo dan Lasem.
Batik ini diberi nama Batik 3 Negeri ini karena sang pembuat keluarga Tjoa Giok Tjiam (1910) terinspirasi oleh cerita Cina klasik ‘Pendekar 3 Negeri’. Diharapkan Batik ini akan sekuat Pendekar dari Cina tsb. Batik yg telah dibuat selama 3 generasi ini pada akhirnya
Acara peringatan Hari Ibu yang bernuansa kental budaya Peranakan Cina Indonesia ini di dukung penuh oleh Dharma Wanita Persatuan KJRI Perth dan Diaspora IDN-WA.
Lolita juga menggandeng Bpk Hartono Sumarsono sang kolektor batik di Jakarta sebagai nara sumber pembicara secara virtual mengenai Selayang Pandang batik 3 Negeri. Tampak antusias ibu ibu mendengarkan dan bertanya pada bapak Hartono mengenai kisah lanjut dari Batik 3 Negeri ini.
Bapak Hartono sebagai nara sumber bercerita mengenai Batik 3 negeri yg lahirnya di Solo ini mitosnya di buat di 3 lokasi. Warna merah di buat di kota Lasem, warna biru di Pekalongan dan warna soga/coklat di buat di Solo. Setelah di telusuri ternyata hanya dibuat di 2 kota Solo dan Lasem. Batik ini diberi nama Batik 3 Negeri ini karena sang pembuat keluarga Tjoa Giok Tjiam (1910) terinspirasi oleh cerita Cina klasik ‘Pendekar 3 Negeri’. Diharapkan Batik ini akan sekuat Pendekar dari Cina tsb. Batik yg telah dibuat selama 3 generasi ini pada akhirnya tidak berproduksi lagi pada tahun 2014.
Setelah sesi informasi mengenai sejarah Batik 3 Negeri, ditampilkan pula peragaan 30 kain panjang batik 3 negeri koleksi pribadi ibu Lolita Hall yg di peragakan oleh ibu ibu dari berbagai kalangan pecinta wastra yang berada di Perth. Ibu Lolita menerangkan satu persatu motif motif yang ada pada koleksinya pada saat kain Panjang 3 Negeri di peragakan. (tim)