“Sedangkan diskusi virtual via WhatsApp dan Google Classroom dengan efektivitas rendah menjadi pilihan utama PJJ secara sederhana karena ia jauh lebih terjangkau dan murah baik bagi guru maupun peserta didik,” ungkap Meli.
Lebih jauh, Meli memaparkan bahwa belajar daring semakin tidak efektif ketika frekuensi dan durasinya sangat terbatas. Frekuensi belajar daring per pekan sangat bervariasi mulai dari hanya 1 hari per pekan hingga 6 hari per pekan.
“Durasi belajar daring per hari sangat minim, dengan mayoritas responden guru menyatakan hanya 2 sampai 4 jam per hari,” papar Meli.
Menurut Meli pelaksanaan BDR yang tidak efektif, terutama bagi peserta didik dengan keterbatasan sosial-ekonomi, membuat fokus utama pembelajaran tatap muka seharusnya adalah memulihkan learning loss pada peserta didik miskin dan rentan.
“Mengejar PTM tanpa memulihkan learning loss si miskin hanya akan memperlebar kesenjangan. PTM Terbatas harus beradaptasi dan didesain dengan fokus memulihkan learning loss peserta didik paling lemah,” tutur Meli.