IPOL.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen terus memperkuat ketahanan pada sektor ekonomi di Indonesia. Selain itu, menumbuhkan, berkualitas dan berkeadilan dalam mengembangkan wilayah.
“Juga untuk mengurangi kesenjangan, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing,” terang Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti saat refleksi akhir tahun di Gedung Mina Bahari IV Jakarta, Rabu (8/12).
Artati mengungkapkan, selama 2021, penguatan ketahanan ekonomi terlihat dari peningkatan ekspor komoditas kelautan dan perikanan. Sejak Januari-Oktober 2021, nilai ekspor produk perikanan mencapai USD4,56 miliar atau naik 6,6% dibanding periode yang sama ditahun 2020.
“Pada periode tersebut nilai impor mencapai USD408 juta, sehingga neraca perdagangan mengalami surplus USD4,15 miliar atau meningkat 5,8% dibanding periode yang sama tahun 2020,” ulas Artati.
Artati menambahkan, angka itu dihasilkan dari komoditas ekspor utama yakni Udang (40%), Tuna-Cakalang-Tongkol (13%), Rajungan-Kepiting (11%), Cumi-Sotong-Gurita (10%), dan Rumput Laut (6%). Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat (45%), Tiongkok (15%), Jepang (11%), ASEAN (9%), dan Uni Eropa (6%).
“Kami perkirakan nilai ekspor produk perikanan tahun 2021 sebesar USD5,45 miliar,” ungkapnya.
Dari sisi pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan, Artati memastikan Ditjen PDSPKP menjalankan Klaster Daya Saing (KDS) atau hilirisasi industri udang.
Selain KDS, terdapat kredit usaha rakyat (KUR) untuk pengembangan wilayah dan mengurangi kesenjangan. Selama periode Januari-September 2021, penyerapan KUR melesat 69,3% dengan pertumbuhan jumlah debitur sebesar 58,5%.
Artati merinci, di bidang budidaya terdapat peningkatan 64,4%, pengolahan dan pemasaran meningkat 94,03%, penangkapan meningkat 50,5%, jasa perikanan meningkat 57,4%.
“Total dana yang akan disalurkan melalui KUR kami perkirakan mencapai Rp8 triliun di akhir tahun 2021,” ungkap Artati.
Selain kegiatan tersebut, Ditjen PDSPKP juga mendorong pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak dan Mimika. Hasilnya, terdapat peningkatan volume produksi tahun 2016 – 2020 sebesar 47,8% di SKPT Biak dan 42,72% di SKPT Mimika.
Sebut saja, pada SKPT Biak pada 28 Agustus 2021 lalu, sukses melakukan ekspor perdana produk perikanan berupa tuna loin dan kepiting ke Singapura. Terkini, Rabu 8 Desember 2021 di SKPT Mimika melaksanakan ekspor perdana oleh PT. Bartuh Langgeng Abadi dengan komoditas udang laut ke Jepang sebanyak 11,3 ton.
“Kedua SKPT ini bisa kita bilang from zero to hero,” tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono mendorong agar pelaku usaha perikanan Indonesia bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. (ibl)