IPOL.ID – Hari ini Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung akan menggelar pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
“Panitua menargetkan nanti malam muktamar NU selesai, tidak sampai besok paginya. Jadi pagi harinya muktamar akan ditutup secara sederhana,” kata Sekretaris Komite Pengarah (SC) Muktamar ke-34 NU, Syahrizal Syarief, di Bandar Lampung, Rabu (22/12) malam.
Dikatakannya, ada 560 pengurus cabang, 34 pengurus wilayah, dan 31 cabang internasional yang mengantongi hak suara. Tetapi tidak semua peserta muktamar yang memiliki hak suara. “Mereka ini statusnya peninjau. Mereka boleh hadir tapi tidak berhak memberikan suara,” katanya.
Terkait proses pemilihannya, jelas Syahrizal, pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU akan sangat berbeda. Rais Aam akan dipilih dalam Rapat Pleno 4 dan mekanismenya menggunakan model ahlul halli wal aqdi (AHWA) atau tim formatur yang berisi sembilan yang diusulkan.
Syahrizal menambahkan, pemilik sembilan nama itu berasal dari nama-nama yang diusulkan oleh PCNU dan PWNU. Namun pemilik suara terbanyak tidak otomatis menjadi ketua Rais Aam. “Dia bisa menjadi ketua rapat untuk menyusun formasi Rais Aam PBNU,” tambahnya.
Sementara untuk Ketua Umum PBNU berdasarkan one man, one vote. “Pemilihan ketum dilakukan oleh pemilik suara dari perwakilan PCNU, PWNU, PCI. Rinciannya, 560 pengurus cabang, 34 pengurus wilayah, dan 31 pengurus internasional. Jadi total ada 625 suara,” ucapnya.
Para peminat posisi Ketum PBNU bisa maju sebagai calon jika bisa mengantongi minimal 99 suara dukungan. Semua prosesnya akan dilaksanakan pada Rapat Pleno 5, nanti malam.