Untuk di Kapanewon Ponjong, ia mengakui jika 2 tahun lalu juga menjadi endemik. Namun kasus antraks kali ini berbeda lokasi atau lokusnya dengan yang sebelumnya muncul 2 tahun lalu. Sehingga dimungkinkan mutasi dari kasus 2 tahun yang lalu.
Hendra menambahkan gejala yang terjadi di kambing adalah penurunan nafsu makan, kemudian diikuti nafas terengah-engah karena kesulitan bernafas dan langsung mati. Namun untuk sapi, tanda paling umum muncul adalah penurunan nafsu makan, lesu, terengah-engah.
“Hewan-hewan ini kesulitan mendapatkan oksigen. Jika cepat ditangani, sebenarnya sapi-sapi ataupun kambing yang terpapar antraks tersebut bisa sembuh. Namun jika terlambat ditangani maka resiko paling besar adalah hewan ternak tersebut mati setelah menunjukkan beberapa gejala,” ungkap dia.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengakui jika belasan ternak di wilayahnya terkonfirmasi positif ternak. Kendati demikian pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu panik karena penyakit tersebut ada obatnya.