Namun kembali ditekankannya, batu bacan asli Indonesia ini tetap menjadi primadonanya di Pasar Rawa Bening. “Karena memang peminatnya banyak,” tandasnya.
Artinya, sambung dia, kolektor batu bacan pun masih banyak sehingga masyarakat yang sudah mulai lupa atau menyimpan batu bacannya dalam laci dapat kembali bergairah. Apakah kembali merawat dengan memolesnya atau pun menggosok batu bacan tersebut agar terlihat lebih kinclong lagi.
Subhan katakan, pengrajin asah batu pun masih terus aktif di pasar ini sampai dengan pengrajin peraknya. Bagi yang minat dengan perak dapat memesan langsung kepada pedagangnya.
Diketahui Pasar Rawa Bening sendiri saat ini memiliki sebanyak 1.349 tempat usaha dari lantai dasar, 1 dan 2. Terdapat tempat parkir dan basement yang luas bagi para pengunjung. Fasilitas lainnya seperti masjid, dan toilet juga tersedia dilokasi.
Pasar itu pun berada dilokasi yang cukup strategis, berdekatan dengan Stasiun Jatinegara dan Terminal Kampung Melayu.
Sejauh ini meski dihantam Pandemi Covid-19, peminat batu akik bacan masih bergairah. Namun tetap bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Pasar Rawa Bening, Ahmad Subhan berpesan untuk tetap memperhatikan, menjaga protokol kesehatan. “Tetap bagi para pengunjung maupun pedagang agar tetap menjaga prokesnya, tetap pakai masker yang benar,” tutup dia. (ibl)