IPOL.ID – Kasus COVID-19 atau corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merangkak naik. Laporan pada 1 Februari lalu didapati penambahan kasus harian mencapai 114 kasus. Jumlah ini meningkat dibanding hari-hari sebelumnya, di mana penambahan kasus harian hanya di angka puluhan saja.
“Situasi COVID-19 di DIY Tanggal 1 Februari 2022, penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di DIY sebanyak 114 kasus,” kata Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Protokoler Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji, Rabu (2/2).
Jika dibandingkan pada 31 Januari misalnya, jumlah penambahan kasus corona harian hanya 48 kasus. Pada 27 Januari, penambahan kasus corona harian hanya 25 kasus. Lalu pada 23 Januari lalu, penambahan kasus hanya 8.
Ditya menjelaskan bahwa 114 kasus corona tersebut tersebar di berbagai daerah. Kabupaten Sleman menjadi daerah dengan kasus tertinggi yaitu 64 kasus.
Posisi kedua ditempati Kabupaten Bantul dengan 22 kasus, lalu Kota Yogyakarta dengan 13 kasus, Kabupaten Gunungkidul dengan 9 kasus, dan Kabupaten Kulon Progo dengan 6 kasus.
Riwayat 114 kasus itu berdasarkan data Pemda DIY yaitu sebanyak 34 kasus hasil periksa mandiri dan 80 kasus hasil tracing kontak erat.
“Positif rate harian per tanggal 1 Februari 2022, 1,28 persen,” katanya.
Hingga 1 Februari lalu, tercatat kasus corona aktif di DIY mencapai 496 kasus. Sementara untuk tempat tidur atau bed di rumah sakit, bed kritikal dari jumlah 141 telah terpakai 6 atau BOR 4,26 persen.
Sementara bed non kritikal dari jumlah 1.144 telah terpakai 28 atau BOR 2,45 persen.
Kemunculan Corona di Sekolah Hingga Hajatan
Sejumlah kasus corona muncul di berbagai daerah di DIY. Di Sleman misalnya, sebanyak 43 siswa dan guru sebuah sekolah boarding school atau asrama di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman positif corona. Kini mereka menjalani isolasi di isoter milik Pemkab Sleman yaitu gedung Asrama Haji.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana menjelaskan bahwa 43 orang itu terdiri dari 30 siswa SMP, 7 siswa SMA, dan 6 guru.
“Dipindah ke isoter semua 43 orang tadi malam. Di isoter Asrama Haji,” kata Ery dihubungi wartawan, Selasa (1/2).
Ery menjelaskan bahwa baik siswa SMP dan SMA yang terpapar corona adalah siswa boarding. Sementara guru yang terpapar juga merupakan ustaz yang mendampingi siswa boarding.
Sementara untuk siswa SMP dan SMA regular di sekolah tersebut, berdasarkan hasil tracing tidak ada yang terpapar corona.
“Gurunya itu, jadi ustaz yang mendampingi boarding. Kan boardingnya jadi satu gedung. Yang (kelas) regular aman semua,” katanya.
Kemudian di Kabupaten Kulon Progo, penularan corona terjadi di hajatan mantenan atau kegiatan pernikahan terjadi di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Dalam acara tersebut turut hadir rombongan tamu dari Jawa Barat.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Kulonprogo, Baning Rahayujati menjelaskan total ada 13 orang positif corona. 12 di antaranya berdasarkan hasil tes antigen.
“Ada 13 pasien positif. 12 (positif) dari tes antigen dan 1 dari tes PCR,” kata Baning kepada wartawan di Kulon Progo, Senin (31/1).