IPOL.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejak diguncang gempa Magnitudo 5,8 pada Senin (21/2) pukul 19.35. WIB, hingga Selasa (22/2) pukul 07.00 WIB, wilayah Manggarai-Flores, Nusa Tenggara Timur telah diguncang 89 kali gempa bumi susulan.
Temuan itu disampaikan Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Selasa (22/2).
Sebelumnya wilayah Manggarai-Flores, NTT diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 5,8 pada Senin pukul 19.35.59 WIB episenter terletak pada koordinat 8,12 derajat LS ; 120,70 derajat BT tepatnya di laut pada jarak 54 Km arah timur laut Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur dengan kedalaman 33 km.
Melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
BMKG disebutkan, guncangan gempa dirasakan di Labuan Bajo, Maumere, Ende, Soa, Ruteng dalam skala intensitas III MMI. Selanjutnya di Waingapu, dan Dompu dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Gempa yang mengguncang Manggarai-Flores dirasakan kuat, tetapi belum berpotensi merusak.
Daryono menjelaskan, wilayah Manggarai-Flores adalah kawasan kekosongan gempa besar dalam catatan sejarah gempa besar pemicu tsunami di NTT sejak 1800-an.