IPOL.ID – Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison berhasil membukukan laba bersih pada 2021 sebesar Rp6,75 triliun. Pada 2020, perusahaan menelan pil pahit karena merugi Rp717 miliar.
Laba tersebut terbentuk dari keuntungan bersih dari jual dan sewa balik menara, kinerja topline, serta optimalisasi biaya yang dilakukan secara kontinu.
Mengutip penjelasan manajemen melalui keterbukaan informasi, Rabu (23/2/2022), perusahaan berhasil menutup 2021 dengan kinerja yang kuat dari segmen selular dan segmen enterprise. Total pendapatan perseroan tercatat naik sebesar 12,4 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp31,38 triliun.
Jika dirinci dari pos pendapatan tersebut, layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap masing-masing memberikan kontribusi sebesar 80,9 persen, 17,3 persen, dan 1,8 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian
Selain itu, Indosat mencatat peningkatan EBITDA menjadi sebesar Rp13,88 triliun atau naik sebesar 21,4 persen. EBITDA margin mencapai 44,2 persen pada 2021. Sementara dari pos beban sepanjang 2021, tercatat sebesar Rp21,03 triliun. Angka tersebut turun sebesar Rp4,49 miliar atau 17,6 persen lebih rendah dibandingkan dengan di 2020.
Penurunan itu diakibatkan oleh peningkatan dari pendapatan operasional lain-lain, penurunan dalam beban karyawan, dan beban pemasaran, yang diimbangi oleh peningkatan dalam beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi, serta beban umum dan administrasi.
Sementara untuk aset, per 31 Desember 2022, Indosat mencatat peningkatan tipis pada aset perseroan yakni satu persen dari Rp62,78 triliun menjadi Rp63,29 triliun dengan posisi liabilitas dan ekuitas masing-masing Rp53,09 triliun dan Rp10,3 triliun.