Tahun 2022 sebagai tahun penempatan kerja PMI melalui skema G to G. Sehingga memberikan garansi bahwa mereka orang baik yang memenuhi kualifikasi, keahlian dan kompetensi. “Sebagai duta negara bagi Indonesia, 13 tahun penantian akhirnya hal ini terealisasi,” timpalnya.
Perlu diketahui bahwa 200 perawat yang diberangkatkan ke Jerman berasal dari 25 provinsi di Indonesia, diantaranya Jawa Timur, Banten, Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Riau dan Sulawesi Selatan.
“57,5 persennya adalah perempuan, sisanya laki-laki,” ujar Benny.
Tak lupa Benny berpesan kepada para perawat PMI yang akan berangkat ke Jerman, agar jangan mudah menyerah, dan selalu menjaga kesehatan, mengingat masa Pandemi Covid-19. “BP2MI memberikan perlindungan penuh kepada mereka para pahlawan devisa dan BP2MI siap mendampingi”.
Benny pun berharap, kerjasama ini akan menjadi pintu masuk selain di bidang kesehatan.
Sementara, PMI, Uswatun Hasanah, asal Kuala Tungkal, Jambi, mengaku termotivasi untuk bekerja sebagai perawat di Jerman. Namun saat mengikuti proses seleksi tetap menemui kendala. Dia harus menempuh jarak 10 jam perjalanan ke kantor BP2MI untuk mengikuti pembelajaran, belajar Bahasa Jerman dan pelatihan terlebih dahulu terkait program ini.