IPOL.ID – Minyak goreng masih mahal dan langka. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun menyebut hal ini dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina. Karena itu, masyarakat diharapkan maklum dengan kondisi harga pasar saat ini.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan, Rusia dan Ukraina merupakan negara yang memproduksi minyak dari biji bunga matahari. Namun karena mereka berkonflik, pengguna sunflower mengalihkan bahan ke CPO (minyak sawit).
Akibatnya, harga CPO menjadi mahal dan berdampak pada harga minyak goreng di Tanah Air. “Rusia dan Ukraina ini penghasil minyak sunflower, penggantinya adalah CPO sehingga menyebabkan harga minyak CPO Rp14.600 pada awal Februari menjadi Rp18.000 kemarin, dan sudah turun sedikit tapi pada dasarnya naik karena mekanisme pasar,” kilah Mendag di Jakarta, Kamis (17/3).
Hanya dia menegaskan, stok minyak goreng di dalam negeri aman menjelang bulan Ramadhan sampai perayaan Idul Fitri 2022. “Hari ini saya mengecek ketersediaan bahan pokok, sembako, dan barang penting menjelang bulan Ramadhan. Kalau kita lihat di dalam (pasar) sudah jelas minyak goreng stoknya ada, tetapi sesuai keputusan ratas (rapat terbatas) kemarin harganya menurut keekonomian diatur oleh pasar,” ujar Lutfi.
Mendag juga menyampaikan bahwa minyak goreng subsidi Rp14.000 per liter akan masuk ke pasar tradisional dalam waktu dekat. Karena sekarang industri minyak goreng di bawah Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan produk tersebut untuk bisa disebar langsung ke pasar-pasar guna menghindari okunum nakal.