Menurut Ashari, masyarakat tidak anti terhadap Pemilu. Namun, lanjutnya, akan lebih baik jika saat ini elit politik mencari solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. “Kalau cuma datang minta dukungan, setelah itu pergi buat apa Pemilu,” tegas Ashari.
Hal senada disampaikan Suwanto (46). Pemilu yang identik dengan urusan dukung-mendukung dianggap bukanlah solusi atas permasalahan yang ada. Masyarakat juga tidak akan dirugikan dengan penundaan Pemilu.
“Tidak ada ruginya, wong cuma begitu, dijanji-janji, suruh nyoblos, habis itu tak ada kabar,” ungkap Suwanto.
Sebaliknya, ia menilai masyarakat justru dirugikan jika Pemilu dilaksanakan di tengah kondisi pandemi. Pasalnya, elit politik akan fokus berkampanye untuk meraih dukungan masyarakat.
“Di mana-mana yang diomongin politik. Belum lagi pendukungnya, masih-masing punya jago,” tuturnya.
Yang lebih penting lagi, tambah Suwanto, Pemilu dapat membelah masyarakat ke dalam kubu tertentu sehingga suasana harmonis yang sangat diperlukan dalam mengatasi pandemi bisa terganggu. “Jangan sampai terjadi lah,” pungkasnya. (bam)