IPOL.ID – Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan bahwa dalam aksi unjuk rasa (11/4) tidak ditemukan adanya tindakan represif kepada mahasiswa yang murni menyampaikan aspirasinya. Sehingga aksi demonstrasi 11 April yang digelar oleh mahasiswa berjalan kondusif.
Seperti yang diinstruksikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya untuk mengedepankan pendekatan humanis kepada kelompok mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya.
“Alhamdulillah, situasi dapat berjalan normal setelah mahasiswa menyampaikan aspirasinya. Kesucian bulan Ramadan pun tetap terjaga dengan situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif,” kata Dedi, Selas (12/4).
Polisi pun memberikan apresiasi kepada elemen mahasiswa yang telah menyampaikan aspirasi di ruang publik dengan tertib.
“Sejak awal, Polri telah berkomitmen memberikan ruang demokrasi bagi kawan-kawan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi kepada wartawan.
Dedi menyatakan, dengan berlangsung tertibnya aksi unjuk rasa yang digelar oleh mahasiswa, kondusivitas momentum bulan ramadhan bagi masyarakat yang menjalaninya pun dapat terjaga kekhusyukannya.
Menurut Dedi, mahasiswa menyampaikan aspirasi sesuai dengan aturan kebebasan berekspresi. Sebab, ketika aspirasi telah diterima dan ditampung mahasiswa pun telah membubarkan diri dengan tertib dari Gedung DPR.
Meski begitu, Dedi mengungkapkan, setelah bubarnya aksi mahasiswa, diduga ada kelompok yang mencoba membuat kericuhan dengan memprovokasi aparat kepolisian. Namun, situasi kemanan dan ketertiban bisa langsung diantisipasi dengan jajaran Kepolisian demi mencegah terjadinya hal tersebut.
“Kepolisian saat ini telah mampu mengatasi keadaan. Situasi kamtibmas pun tetap terjaga kondusif. Polri akan tetap menindak tegas siapapun pihak atau segelintir kelompok yang mencoba menunggangi unjuk rasa. Namun, Bapak Kapolri dan seluruh jajaran sangat mengapresiasi kawan-kawan mahasiswa yang telah tertib dalam menyampaikan aspirasinya,” terang Dedi.
Sebelumnya, Koordinator Media BEM Seluruh Indonesia, Luthfi menyebutkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan pada Senin (11/4) berjalan dengan lancar dan kondusif.
“Alhamdulillah aksi berjalan dengan lancar dan kondusif, kami mulai aksi pukul 12.00 dan bubar pada pukul 15.30 WIB (kemarin),” kata Luthfi.
Aksi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) ini merupakan lanjutan dari aksi BEM SI pada 28 Maret 2022 lalu. Intinya menolak wacana penundaan Pemilu atau amandemen Pemilu, Mengkaji Ulang UU IKN dan menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Aspirasi BEM SI saat itu diterima langsung oleh Pimpinan DPR RI, Sufmi Dasco, Rahmat Gobel dan Lodewijk didampingi Kapolri RI, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dalam orasi di depan pimpinan DPR dan Kapolri, Koordinator Pusat BEM SI mengungkapkan bahwa aspirasi ini murni dari suara Rakyat untuk disampaikan ke wakil Rakyat.
“Aspirasi ini murni dari suara Rakyat untuk disampaikan ke wakil Rakyat, kami meminta pimpinan DPR disini mengawakili suara Rakyat bukan suara partai politik,” tegas Kahar.
Setelah aspirasi diterima dengan baik massa dari BEM SI membubarkan diri. Kemudian mulai muncul keributan dan kerusuhan.
Luthfi menyebut, kerusuhan itu bukan terjadi oleh massa BEM SI, tetapi oleh oknum provokator dan penyusup.
“Kerusuhan itu bukan oleh kami dari BEM SI, aksi kami damai dan sudah tersampaikan aspirasinya dengan baik, setelah kami bubar baru mulai berdatangan oknum provokator dan penyusup,” kata Luthfi.
Luthfi menambahkan, mereka akan terus mengawal semua tuntutan ini sampai tuntas. Aksi itu pun berjalan dengan baik dan damai karena mendapatkan pengawalan yang ketat oleh aparat Kepolisian. Sehingga aspirasi BEM SI dapat tersampaikan dengan baik kepada Pimpinan DPR. (ibl)