IPOL.ID – Total 12 orang diamankan KPK saat Operasi Tangkap Tangan (OTT) di daerah Kabupaten Bogor dan Kota Bandung, Jawa Barat. Operasi senyap berlangsung dua hari sejak Selasa hingga Rabu, 26-27 April 2022.
Ketua KPK Firli Bahuri membeberkan kronologi kasus suap ini yang dilakukan Bupati Bogor Ade Yasin kepada beberapa pegawai BPK Perwakilan Jawa Barat.
“Konstruksi perkara diduga telah terjadi AY selaku Bupati Kabupaten Bogor periode 2018-2023 berkeinginan agar Pemerintah Kabupaten Bogor kembali mendapatkan predikat WTP untuk Tahun Anggaran 2021 dari BPK Perwakilan Jawa Barat,” kata Firli, Kamis (28/4/2022).
Nah, BPK Perwakilan Jawa Barat menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan audit pemeriksaan interim (pendahuluan) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2021 Bogor.
Tim Pemeriksa yang terdiri atas ATM, AM, HNRK, GGTR dan Winda Rizmayani ditugaskan sepenuhnya mengaudit berbagai pelaksanaan proyek, di antaranya pada Dinas PUPR Bogor.
Pada Januari 2022 diduga terjadi kesepakatan pemberian sejumlah uang antara HNRK dengan IA dan MA. Tujuannya yakni mengondisikan susunan tim audit interim.
“AY menerima laporan dari IA bahwa laporan keuangan Pemkab Bogor jelek dan jika diaudit BPK Perwakilan Jawa Barat akan berakibat opini disclaimer. Selanjutnya AY merespon dengan mengatakan, ‘diusahakan agar WTP’,” katanya.
Tindak lanjut dari kesepakatan itu, IA dan MA diduga memberikan uang sekitar Rp100 juta dalam bentuk tunai kepada ATM di salah satu tempat di Bandung.
ATM lantas mengondisikan susunan Tim sesuai dengan permintaan IA sehingga obyek audit hanya untuk SKPD tertentu.
Proses audit digelar mulai bulan Februari 2022 sampai April 2022. Hasil rekomendasinya adalah tindak lanjut rekomendasi tahun 2020 sudah dilaksanakan dan program audit laporan keuangan tidak menyentuh area yang mempengaruhi opini.
“Adapun temuan fakta tim audit ada di Dinas PUPR, salah satunya pekerjaan proyek peningkatan jalan Kandang Roda-Pakan Sari dengan nilai proyek Rp 94,6 miliar yang pelaksanaannya diduga tidak sesuai dengan kontrak,” beber Firli.
Selama proses audit itu, diduga ada beberapa kali pemberian uang kembali oleh AY melalui IA dan MA pada tim pemeriksa, yakni dalam bentuk uang mingguan.
Besaran minimalnya Rp 10 juta hingga total selama pemeriksaan telah diberikan sekitar Rp 1,9 miliar.
Tersangka sebagai pemberi dalam kasus ini di antaranya Ade Yasin (AY), Maulana Adam (MA), Ihsan Ayatullah (IA), dan Rizki Taufik (RT).
Adapun, tersangka sebagai penerima adalah Anthon Merdiansyah (AM), Arko Mulawan (AM), Hendra Nur Rahmatullah Karwita (HNRK), dan Gerri Ginajar Trie Rahmatullah (GGTR).
Firli mengatakan, 12 orang tersebut diamankan setelah tim KPK mendapatkan laporan dari masyarakat.
Tim menerima laporan adanya dugaan pemberian uang dari Bupati Bogor melalui orang kepercayaannya kepada anggota tim audit BPK Perwakilan Jawa Barat.
“Tim KPK bergerak untuk mengamankan pihak-pihak dimaksud,” ucap Firli.
Tim mulanya bergerak ke salah satu hotel di daerah Bogor pada Selasa 26 April 2022, pagi. Sebab, tim mendapatkan informasi ada penyerahan uang dari orang kepercayaan Bupati Bogor untuk anggota tim audit BPK Jawa Barat di hotel tersebut.
Ternyata, proses serah terima uang dugaan suap tersebut telah berlangsung.
Para pihak yang diduga pemberi dan penerima suap telah kembali ke kediamannya masing-masing. Di mana, para Anggota BPK Jawa Barat pulang ke Bandung, dan yang lainnya di daerah Bogor.
KPK lantas berpencar membagi dua tim. Satu tim bergerak menuju Bandung untuk menjemput Anggota BPK Jawa Barat yang diduga telah menerima uang suap.
Tim berhasil mengamankan empat pegawai BPK Jawa Barat di kediamannya masing-masing daerah Bandung berserta uang dugaan suap tersebut.
“Tim mengamankan empat pegawai BPK Perwakilan Jawa Barat dimaksud yang saat itu sedang berada kediamannya masing-masing di Bandung pada Selasa (26/4/2022) malam, dan saat itu juga tim langsung mengamankan dan membawa menuju Gedung Merah Putih KPK di Jakarta,” terang Firli.
Tim yang lainnya mengamankan Bupati Bogor, Ade Yasin di kediamannya pada Rabu 27 April 2022, pagi. Bukan hanya Ade Yasin, sejumlah pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Bogor diamankan di rumahnya masing-masing.