Di sisi lain, Indonesia menjadi sorotan dunia karena menjadi presidensi G20 yang kali ini memiliki tiga pembahasan utama yaitu recovery ekonomi, digitalisasi, dan agenda transisi energi. Salamudin berpendapat penyelenggaraan di Bali akan membuat dorongan utama dari negara internasional ke Indoensia adalah transisi energi. Terlebih Indonesia secara khusus telah diberikan predikat Climate superpower oleh Inggris sehingga menjadi tumpuan dunia untuk persoalan kerusakan lingkungan dan transisi energi.
“Karena Indonesia sangat beragam sumbernya energi terbarukan, termasuk surya,” kata Salamudin.
Dirinya mengingatkan, di masa mendatang negara manapun tak dapat menolak transisi energi di tengah rencana penghapusan energi fosil dan dorongan menuju net zero emisi melalui elektrisasi. Di tahun 2023 ucapnya, bank-bank dunia tidak akan memberikan peminjaman untuk aktivitas energo fosil.
Menurut Salamudin setidaknya dua hal yang harus dilakukan PLN untuk mempercepat transisi energi. Langkah pertama yaitu menggeser konsep take or pay menjadi take and pay untuk energi fosil dari pembangkit swasta. Sementara konsep take or pay diterapkan untuk produksi energi terbarukan, termasuk PLTS Atap.