Guswanto menjelaskan hingga tanggal 9 Mei 2022, potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat berpengaruh terhadap kondisi penerbangan perlu diwaspadai yakni awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen (OCNL / Occasional) di Perairan barat Aceh, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Laut Jawa bagian barat dan tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat.
Selanjutnya, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Laut Banda, Laut Arafuru, Papua Barat, dan Papua.
Kemudian awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen (FRQ / Frequent) di Laut Arafuru dan Perairan barat Aceh.
Sementara itu informasi gelombang tinggi, perairan dengan gelombang sedang (1.25 – 2.50 m) di Perairan timur Kepulauan Mentawai, Selat Malaka bagian tengah, Perairan timur Riau, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas – Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata Laut Jawa, Perairan Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan. (bam)