IPOL.ID – Perang tak berkesudahan antara Rusia dan Ukraina bisa mendorong krisis pangan dan energi di dunia, termasuk Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, Selasa (31/5).
Dampaknya kini sudah mulai dirasakan di Tanah Air, meskipun tak separah Amerika Selatan hingga Afrika. “Disrupsi supply harus terus kita antisipasi, karena ini bukan krisis jangka pendek. Kondisi itu merupakan krisis yang cukup struktural di level global. Jadi risikonya perlu diantisipasi di bidang pangan dan energi dengan menggunakan strategi APBN maupun bukan APBN,” ungkap Menkeu.
Dia berpandangan, krisis pangan dan energi menjadi tantangan ke depan. Untuk itu, fokus belanja pemerintah tahun depan akan dipusatkan pada ketahanan pangan dan energi.
“Belanja ketahanan dan keamanan pangan akan terus dilanjutkan. Misalnya, program di bidang pertanian seperti padi, jagung, bahkan kedelai dan tentu minyak sawit atau crude palm oil (CPO),” sebut Sri Mulyani.
Dia menambahkan, strategi yang dilakukan pemerintah adalah melakukan stabilisasi harga dan melindungi daya beli. Lalu menjaga mekanisme pasar agar berjalan optimal, serta mendorong produktivitas komoditas pangan dan energi.