IPOL.ID – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengungkap kecaman terhadap rencana keanggotaan Swedia dan Finlandia dalam NATO.
Invasi Rusia ke Ukraina telah mengubah opini publik dan politik di kedua negara itu. Finlandia dan Swedia kini mendukung keanggotaan NATO sebagai pencegah agresi Kremlin.
Mereka telah menjalin hubungan erat dengan NATO. Alhasil, keduanya diprediksi bisa bergabung dengan cepat.
Keanggotaan NATO akan membutuhkan ratifikasi seluruh anggota. Namun, Erdogan menolak menyambut kedua negara itu. Kini, pengajuan keanggotaan pun berpotensi terhambat.
Penolakan Erdogan berakar pada sentimen terhadap komunitas Kurdi di Skandinavia. Swedia memiliki populasi diaspora Kurdi. Enam anggota parlemennya pun warga asal Kurdi.
Erdogan menuduh, kedua negara itu menyembunyikan organisasi teroris. Dia merujuk pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Turki menganggap partai itu sebagai organisasi teroris.
“Kami tidak memiliki pendapat positif,” jelas Erdogan, dikutip dari AFP, Sabtu (14/5/2022).