“Dengan adanya sinergi ini, penetrasi ke pengguna Telkomsel jadi meningkat, bisa dibilang misal mitra Gojek ada 2,5 juta orang dan ini tentu saja positif untuk Telkom,” jelas Hans.
Di sisi lain, Hans mengungkapkan kalau Telkom harus mewaspadai kondisi makro saat ini meski ekspetasi Telkom mulai tercapai. Menurutnya, saat ini banyak guncangan pada makro ekonomi karena The Fed tengah terus menaikan suku bunga untuk menekan inflasi. Menurutnya saham itu sebab akibat, meski fundamental baik, harus mewaspadai guncangan-guncangan ekonomi.
Telkom melaporkan laba bersih sebesar Rp6,12 triliun pada periode tiga bulan pertama 2022. Atau naik tipis 1,7% dari Rp6,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip, Selasa (10/5), pendapatan tercatat mencapai Rp35,2 triliun, naik 3,7% dari Rp33,9 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu. Laba bersih per saham juga tercatat naik tipis menjadi Rp61,76, dari sebelumnya Rp60,71 pada kuartal I/2021.
“Selama triwulan pertama tahun 2022, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan positif sebesar 3,7% YoY dalam Pendapatan, dengan EBITDA dan Laba Bersih tumbuh sebesar 3,1% dan 1,7% YoY, masing-masing,” ungkap manajemen Telkom dalam info memo.