Selama lebih dari delapan bulan sejak pertama kali mengalami pendarahan otak September 2021 lalu, Tukul mendapat sejumlah rangkaian terapi guna melatih saraf sensorik.
Bukan hanya fisioterapi, Tukul juga mendapat terapi Okupasi, dan terapi wicara demi membantu proses penyembuhannya.
“Untuk terapi tiga itu mas tukul tiap satu hari itu ada, misalnya hari ini okupasi sama fisioterapiny, besoknya tuna wucara sama okupasi, sehari bisa sekali dua kali,” dirinya menambahkan.
Tukul Arwana dilarikan ke rumah sakit pada Rabu, 22 September lalu, kemudian menjalani operasi. Ia bahkan menjalani 24 Hari perawatan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Jakarta hingga kemudian diperbolehkan setelah lebih dari tiga minggu.
Tukul mengalami pendarahan otak yang disebabkan oleh penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol, sehingga menyebabkan stroke.