Ia juga memaparkan bahwa sejak berdiri pada November 1968, PKJTIM terus menjadi tempat di mana karya seni di Jakarta dan nasional ditumbuhkembangkan. “PKJTIM juga melahirkan dan nama-nama seniman besar yang diingat sebagai pribadi fenomenal mulai dari Sardono W. Kusumo, W.S. Rendra, Arifin, Farida Utoyo, Afandi dan lainnya sebagainya,”ungkapnya.
Maka dari itu, pentingnya keterlibatan pemerintah dalam upaya menjadikan PKJTIM sebagai pusat seni dan budaya dunia, yang berarti pemerintah juga harus mengalokasikan sumber dayanya agar PKJTIM semakin berkembang.
“Karena itu setelah penuntasannya ini kita berharap pemanfaatannya untuk pengembangan kesenian dan kebudayaan. Tempat ini harus dikelola sebagai tanggung jawab negara untuk memajukan seni dan budaya, tempat ini tidak boleh dijadikan sebagai tempat untuk mencari keuntungan karena disini bukan soal keuntungan,”pungkasnya. (pes)