IPOL.ID – Dipecat dari partai, M Taufik mengaku belum terima surat pemecatan dari DPP Partai Gerindra. Dengan demikian, Taufik beranggapan kalau pemecetannya dilakukan sepihak oleh Majelis Kehormatan Partai (MKP).
“Saya belum terima tuh surat resmi pemecatannya. Saya tahu dipecat aja lewat media,”ujar Taufik kepada awak media, Selasa (7/6).
Taufik pun mempertanyakan alasan MKP memecatnya. Menurutnya, majelis tidak punya kewenangan memecat, tetapi merekomendasikan hasil sidang kepada dewan pimpinan pusat.
“Majelis kehormatan itu kan hanya bersidang. Nah, hasil lalu merekomendasikan kepada DPP, nanti semuanya DPP yang putuskan, apakah saya dipecat atau tidak,”ujarnya.
Jadi ditegaskan Taufik, yang berhak memecatnya bukan Majelis Kehormatan Partai, melainkan DPP.
Taufik juga tak menampik, kalau dirinya pernah dipanggil oleh Majelis Kehormatan Partai. Diakui Taufik, dia dipanggil terkait pernyataanya yang mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi presiden.
“Saya jawab, saya mendoakan Anies kapasitas saya sebagai Ketua KAHMI Jaya. Dan hal itu wajar, karena Anies posisinya sebagai merupakan anggota sekaligus kader Korps Alumni HMI,” terangnya.
Menyinggung alasan Majelis Kehormatan Partai memecatnya karena tak loyal?
Taufik pun merasa heran, karena selama memimpin Gerindra DKI, dirinya merasa berhasil menambah perolehan kursi anggota DPRD DKI.
“Selama saya memimpin Gerindra, perolehan kursi di DPRD DKI selalu mengalami peningkatan. Dari hanya 6 kursi naik menjadi 15 kursi. Nah sekarang jumlah kursi Gerindra di DPRD DKI juga naik menjadi 19 kursi,”pungkasnya. (pes)