IPOL.ID – Alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia atau TNI bertambah kuat. Hari ini, TNI resmi telah menerima tiga kendaraan tempur berupa pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan dua Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission.
Berdasarkan keterangan resmi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), pesawat CN235-220 MPA dengan tail number AX-2349 tersebut adalah pesawat keenam yang dikirimkan BUMN Pertahanan itu untuk TNI Angkatan Laut sejak 2013.
CN235-220 MPA yang secara khusus difungsikan sebagai pesawat patrol maritim “dipersenjatai” Mission System yang terintegrasi ke dalam Mission Management System (MMS) dari Nexeya. Di samping itu, dilengkapi sejumlah perangkat pendukung misi, semisal High Performance Search Radar dengan kemampuan deteksi sejauh 200 Nautical Mile (NM) yang dapat melakukan surveillance atas wilayah permukaan laut secara continue 360 derajat ke segala arah.
Didukung tambahan kemampuan Synthetic Aperture Radar (SAR) dan Inverse Synthetic Aperture Radar (ISAR), otomatis Search Radar yang terpasang sanggup mendeteksi keberadaan target, sekaligus memberikan tampilan citra dari target sejauh 60 NM. Atau jauh sebelum adanya visual contact.
CN235-220 MPA ditenagai mesin General Electric CT7-9C. Pesawat dilengkapi Automatic Identification System (AIS) sebagai sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal dan Forward Looking Infra-Red (FLIR) untuk mendeteksi/mengklasifikasikan target.
PT DI menyebut pesawat berkemampuan merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari. Di samping kemampuan misi operasi patrol maritim, pesawat ini tercatat sebagai uniy PT DI pertama yang dimodifikasi dan di-upgrade pada seluruh avionic system-nya dengan teknologi terbaru full glass cockpit dan display digital yang terintegrasi.
Hebatnya, komposisi TKDN-nya sendiri sudah mencapai 42,56%. Dengan modifikasi dan pengembangan mission system itu, terserap 122.000 man hour PT DI di area Engineering. Sebanyak 30,1% di antaranya merupakan engineer milenial.
“Jumlah man hour yang terserap di area Produksi adalah 393.000 man hour, dengan kontribusi tenaga milenial yang sudah mencapai 40 persen,” ucap Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan.
Helikopter AS565 MBe Panther
Sementara, Helikopter AS565 MBe Panther merupakan Helicopter Naval Version hasil produk kerja sama industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters, yang kemudian dilanjutkan pengembangan dan integrasi AKS-nya oleh PT DI.
BUMN Pertahanan yang berbasis di Bandung, Jabar itu melakukan pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan kebutuhan TNI Angkatan Laut.
Helikopter mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan Dipping Sonar L3 Ocean System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS), yang dapat beroperasi optimal di area laut dangkal, maupun laut dalam.
PT DI mengklaim, Helikopter AS565 MBe Panther ini dibangun untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan.