“Kami ingin memperkuat kerja sama dengan UNESCO untuk mempercepat peningkatan layanan air bersih, sanitasi dan kesehatan masyarakat, antara lain untuk pengurangan stunting di Indonesia. Kami mengembangkan pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi yang berdaya tahan terhadap perubahan iklim,” kata Basuki.
Menurut dia, terpilih menjadi tuan rumah penyenggaraan WWF mencerminkan komitmen Indonesia dalam pengelolaan sumber daya air. Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang terpilih menjadi tuan rumah WWF.
Menteri Basuki menyampaikan akan segera berkomunikasi dengan World Water Council terkait usulan dan keinginan UNESCO dalam penyiapan program/agenda penyelenggaraan WWF di Bali tahun 2024. “UNESCO memiliki peran penting, terutama melalui Intergovernmental Program Hidrologi, sebagai fasilitator pertukaran dan kerjasama dalam hal data dan ilmu pengetahuan bidang keairan,” tutupnya.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Duta Besar RI untuk Prancis, Monako dan Andorra Mohammad Oemar, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR T Iskandar, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan, Ditjen Bina Marga Thomas S. Aden, Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Prof Ismunandar.