“Persiapan latihan kurang lebih sudah 80% untuk menuju pertandingan kali ini. Baru 80% karena tantangannya Ceyco dan tim baru saja selesai dari pertandingan SEA Games yang waktunya cukup berdekatan dengan Asean University Games ini. Ditambah lagi Ceyco dan tim dikabari untuk ikut pertandingan ini mendadak,” beber Ceyco.
“Berdoa dan berusaha adalah kunci utama saya dalam menghadapi pertandingan. Saya mendapat banyak manfaat dari olahraga karate ini,salah satunya membangun ketahanan tubuh,” tuturnya.
Ceyco pertama kali membawa nama Indonesia untuk kejuaraan di Asia Tenggara ketika usianya masih 15 tahun. Sejak itu dia terus menoreh prestasinyadi banyak kejuaraan tingkat nasional maupun Asia.
“Tentunya ada dukungan dan motivasi yang sangat besar dari kampus dan prodi Ilmu Komunikasi Fisipol UKI untuk aktivitas olahraga ini.Selain itu mereka juga memberi toleransi yang sangat tinggi karena kondisi saya sebagai atlet,” papar Ceyco.
Ceyco selama masa pandemi tidak mengurangi porsi latihan bersama teman-teman atlet lainnya. “Saya tetap menjalankan dengan maksimal keduanya, jika harus latihan saya latihan, jika harus kuliah, maka saya akan kuliah. Jika saya masuk ke Training Camp atau ada pertandingan ke luar negeri, biasanya saya komunikasikan dengan Prodi Ilmu Komunikasi untuk mencari cara agar perkuliahan saya tetap bisa maksimal,” ujar Ceyco yang sudah ikut karate sejak berusia lima tahun.