”Jadi tolong jamaah yang dinilai tidak laik kesehatannya untuk melakukan Armuzna secara mandiri, disafariwukufkan untuk arafahnya, sementara untuk lempar jamaratnya dibadalkan,” saran Budi.
Budi mengaku yakin, jika hal ini dilakukan, maka angka kematian pada jamaah haji bisa ditekan. Untuk itu penting setiap dokter kloter mendata siapa saja jamaah haji yang perlu safari wukuf dan badal melontar jumrah.
”Kalau dibadalkan lempar jamaratnya bagi jemaah risti, saya yakin bisa ditekan angka kesakitan maupun yang meninggal,” katanya.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan TKH adalah jangan sampai jamaah haji kekurangan cairan di tengah suhu ekstrim. Untuk itu akan dilakukan gerakan minum bersama dan gerakan makan kurma tiga butir antara petugas dan jemaah.
”Ajak mereka minum bersama untuk menjaga stamina mereka. Kita juga ajak makan kurma bersama,” katanya.
Untuk itu, dia hanya menyarankan agar jamaah haji minum air putih dan makan tiga butir kurma setiap harinya. Setidaknya setiap satu jam sekali, jamaah dapat didorong untuk minum sebanyak 200 ml air.