IPOL.ID – Bank Indonesia (BI) menyebut kondisi perekonomian global masih diwarnai berbagai ketidakpastian. Bahkan menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi global berpotensi hanya mencapai 3 persen, di bawah proyeksi yang ditentukan oleh Bank Sentral yakni 3,4 persen.
Proyeksi tersebut dibuat oleh BI dengan melihat tiga faktor utama. Pertama, perang antara Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai, yang menimbulkan disrupsi rantai pasok berbagai komoditas yang menimbulkan lonjakan harga dan inflasi di berbagai negara.
Kedua, pengetatan moneter di berbagai negara, khususnya Amerika Serikat, yang tengah agresif menormalisasikan kebijakan moneternya dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan. Ketiga, kebijakan Zero Covid yang dilaksanakan oleh China. Di mana lockdown ketat berpengaruh terhadap permintaan dan kegiatan manufaktur negara tersebut dan membuat pertumbuhan ekonomi negara Tirai Bambu mengalami perlambatan.
Sementara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga mengimbau masyarakat agar waspada terhadap kenaikan suku bunga yang terjadi di beberapa negara. Ini dapat memengaruhi kenaikan harga rumah ke depannya.