IPOL.ID – Belakangan ini ramai diperbincangkan pada sebuah akun Sayur bersih di media sosial Facebook yang menyebutkan, Akhirnya Indonesia juara 1 “Indonesia peringkat pertama jadi negara paling malas jalan kaki sedunia”. Bahkan komentar pada akun tersebut tembus diangka 9.878 komentar dan 4.402 kali dibagikan.
Ada saja berbagai ragam komentar baik yang pro maupun kontra pada akun Sayur bersih tersebut. Namun demikian, saat dimintai komentarnya terkait hal tersebut.
Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga mengatakan, dari catatan dia, pertama tata kota di Indonesia maupun di Jakarta dan sekitarnya memang dirancang memanjakan pengendara motor dan mobil ketimbang pejalan kaki. Tidak ada pembatasan kendaraan pribadi. “Motor semakin dimanjakan dan memanjakan warga, sehingga dalam jarak dekat warga lebih memilih naik motor daripada berjalan kaki atau bersepeda,” terang Nirwono Joga pada ipol.id, Senin (25/7/2022).
Kemudian kedua, lanjut Nirwono, infrastruktur pejalan kaki (trotoar lebar dan nyaman, zebra cross, pelican crossing, jembatan/terowongan penyeberangan orang) masih buruk. “Hanya bagus dipusat kota saja,” kata dia.
Menurutnya, hal ini membuat warga semakin malas untuk berjalan kaki. Sebab, syarat pejalan kaki : muda, sehat, bukan disabilitas. Artinya berbahaya buat anak-anak, mereka yang lanjut usia (lansia), ibu hamil, maupun disabilitas.
Ketiga, sebut Nirwono, keamanan dan keselamatan pejalan kaki sangat terabaikan. Pada pengendaraan bermotor banyak yang tidak menghormati, bahkan mengintimidasi pejalan kaki (mengklakson, hingga menyerempet).
Selanjutnya keempat, idealnya, kata dia, tata kota, tata bangunan dan lingkungan berorientasi pada pejalan kaki.
“Kita bisa membayangkan warga dapat berjalan kaki dengan nyaman dan aman ke berbagai tempat tujuan harian (sekolah, pasar, warung, toko, kantor, stasiun atau halte terdekat) dalam radius 500 meter dan jangkauan berjalan 10 menit,” tutup dia. (ibl)