IPOL.ID – Kawasan yang rawan genangan di Jalan Wijaya I, Gang Langgar, RT 11/RW 03, Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dibedah oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Setda DKI Jakarta.
Salah satu warga yang rumahnya dibedah, Fajar Cahya Gumilar, 29, menuturkan, dirinya dan warga menyambut positif kegiatan Bedah Kawasan ini.
“Dulu rumah orang tua saya tidak layak huni. Tapi sekarang jadi bagus dan layak huni dengan adanya sirkulasi udara dan fasilitasnya hingga nyaman dihuni. Untuk itu, saya ucapkan terimakasih pada Pemprov DKI Jakarta,” katanya, Jumat (5/8).
Sehingga hunian mereka yang dahulu tidak layak, telah berubah berkat Bedah Kawasan dari Baznas BAZIS Jakarta Selatan. Bahkan, kini di lingkungan itu sudah terdapat fasilitas internet gratis JakWifi, fasilitas olahraga berupa lapangan bulu tangkis dan tenis meja.
Rampungnya pembedahan ditandai dengan adanya peresmian yang dilakukan oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Setda DKI Jakarta, Uus Kuswanto, didampingi Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin, Ketua Baznas BAZIS DKI Jakarta, Abu Bakar, serta para pejabat lainnya, pada Jumat (5/8).
Uus mengatakan, Bedah Kawasan harus tepat. Potret kawasan sebelum dibedah disebut dia sangat tidak layak huni dan rawan tergenang saat musim hujan akibat luapan air Kali Krukut.
“Saat ini, sembilan rumah warga sudah selesai dibedah, dan masing-masing rumah berlantai tiga dengan adanya sirkulasi udara hingga aman dan nyaman dihuni. Selain itu, bebas dari genangan karena lahannya juga ditinggikan,” terangnya.
Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Munjirin menuturkan bahwa Bedah Kawasan ini tidak akan berhenti hanya disitu. Banyak lokasi yang sudah masuk prioritas perbaikan untuk rumah layak huni.
“Selanjutnya di Cipete Utara, saat ini sedang pendataan dan pembersihan kawasan tersebut. Dan untuk bedah rumah satu yang sifatnya perorangan tetap berjalan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Baznas BAZIS DKI Jakarta, Abu Bakar mengatakan, awalnya bedah kawasan di RT/RW ada sebanyak 21 rumah. Karena ada warga yang berubah pikiran, sehingga hanya jadi sembilan rumah yang dihuni sembilan Kepala Keluarga (KK) dan 37 jiwa.
“Pengerjaan dimulai sejak tiga bulan lalu dengan ukuran rumah 30-60 meter persegi dan dibangun tiga lantai. Lantai satu untuk interaksi warga, lantai dua ruang tamu, dapur dan kamar mandi dan lantai tiga ruang kamar tidur,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal)