IPOL.ID – Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono, menyampaikan, ada lima sebab anak-anak muda tertarik pada narasi dan gerakan intoleran serta radikal.
Pertama, mereka sedang mencari identitas diri. Studi yang dilakukan oleh The United States Institute of Peace pada 2010 menunjukkan 2.032 militan asing jaringan Alqaeda berasal dari kalangan mahasiswa dan pelajar. Mereka adalah orang-orang yang sedang mengembara menemukan jati dirinya.
“Kedua, mereka membutuhkan perasaan kebersamaan. Kelompok teroris pandai memanfaatkan para remaja yang sedang resah terhadap kondisi emosionalnya. Mereka ingin mencari kebersamaan, kadang tidak mereka dapatkan dari keluarganya,” papar Komjen Gatot dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/8).
Ketiga, lanjut dia, mereka ingin memperbaiki apa yang dianggap menciderai rasa keadilan. Para remaja ini memiliki semangat menggebu-gebu dan idealisme tinggi untuk melakukan perubahan. Hal inilah yang juga dimanfaatkan oleh kelompok teroris.
Keempat, mereka sedang membangun citra diri. Kelompok remaja sangat ingin terlihat menonjol atau eksis.