IPOL.ID – Anggota Komite BPH Migas, Yapit Sapta Putra, mengatakan, situasi di dunia sedang dalam kondisi sulit akibat dari perang Ukraina dan Rusia. Untuk itu, kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi solusi yang ditempuh oleh pemerintah.
“Dunia dalam keadaan tidak baik tidak hanya Indonesia. Covid sudah ada ujung terang mulai berangsur penurunan kasus, tetapi dilanjutkan ketegangan Rusia dan Ukraina,” kata Yapit dalam Focus Group Discussion “Penyesuaian Harga BBM: Penyehatan APBN dan Jaring Pengaman Sosial Imbas Kenaikan BBM” yang diadakan oleh Pandawa Nusantara, Jumat kemarin.
Diketahui pemerintah menetapkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian Solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku pada Sabtu 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB.
Kenaikan harga BBM dilakukan bukan tanpa alasan. Terdapat sejumlah pertimbangan yang telah dilakukan untuk mengambil keputusan ini. Anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus.