Membengkaknya anggaran subsidi dan kompensasi ini, sayangnya tidak dibarengi dengan sasaran subsidi yang tepat. Sebab, lebih dari 70 persen subsidi BBM justru dinikmati oleh kalangan masyarakat mampu yang memiliki kendaraan roda empat.
“Kenaikan harga BBM tidak bisa dihindari lagi. Pilihannya dinaikkan atau lama kelamaan perekonomian akan drop,” imbuhnya.
Menurut dia, kebijakan mengintervensi minyak dan gas itu tidak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi juga di negara lainnya, seperti Jerman, Prancis, Inggris dan Italia.
Dia mengungkapkan, apalagi pada akhir tahun benua Eropa akan mengalami musim dingin. Sehingga berpeluang terjadi lonjakan harga komoditas.
“Lonjakan harga komoditas akan dihadapi warga dunia termasuk Indonesia. Rusia memiliki komoditas itu sangat banyak maka impact luar biasa,” tukasnya.
Sementara itu, Sekjen DPP Pandawa Nusantara, Faisal Anwar, menyampaikan bahwa bantuan sosial yang digelontorkan Pemerintah sebagai bentuk alokasi subsidi BBM diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat yang terdampak.