Lakukan dan posting hal-hal baik yang tidak memancing orang untuk melakukan cyberbullying dengan mengomentari postingan. “Know the rules semua tentang media sosial, berfikir sebelum menulis dan jangan menulis dulu baru berpikir. inilah kunci agar postingan kita tidak menjadi ruang untuk terciptanya cyberbullying,” ujarnya.
Praktisi Digital Parenting Ismaili mengatakan, media sosial menjadi favorit bagi anak dalam menggunakan gadget. “Berdasarkan penelitian Asosiasi Pengunggu Jasa Internet Indonesia (APJII) 89% waktu anak dihabiskan untuk mengakses media digital melalui gadget mereka, karena hal itu pemahaman tentang pencegahan cyberbullying pada anak sangat penting,” paparnya.
Ismaili menjelaskan, perundungan ini sama seperti penyakit menular. “Cyberbullying jika tidak dicegah akan menyebar ke pengguna yang lain, jangan sampai kita menjadi pendukung dalam postingan pelaku bullying, laporkan jika menemukan postingan kejahatan siber ini,” ajaknya.
Lebih lanjut Ismaili mengajak orang tua untuk lebih memperhatikan postingan tentang anak di media sosial. “Jangan sampai kita memposting foto anak yang tanpa busana, menampilkan identitas mereka, postingan tentang anak yang lagi sakit dan postingan aktivitas yang tidak aman untuk anak. Hal itu nantinya malah memancing netizen untuk melakukan perundungan terhadap anak kita,” tuturnya.