IPOL.ID – Banyak pihak meminta pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar. Namun negara sepertinya sudah tak punya uang untuk menanggung subsidi BBM.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerinth sudah tidak bisa menahan laju kenaikan BBM subsidi. Kebijakan kenaikan harga juga ditempuh oleh negara lain akibat tekanan ekonomi.
“Di negara kita urusan BBM ini persis sama dialami oleh negara-negara lain. Bahkan di beberapa negara harganya di angka Rp17.000, ada yang Rp30.000,” ungkap Jokowi saat rapat di Istana Negara, Senin (12/9).
Bahkan, sambung Jokowi, harga gas di Eropa sekarang ini naik 6-7 kali. “Sehingga apa yang sudah pemerintah tahan-tahan agar subsidi BBM kita agar tidak membengkak lagi ternyata tidak bisa dilakukan,” ujarnya.
Subsidi yang diberikan pemerintah untuk BBM awalnya hanya Rp152 triliun. Sementara saat ini sudah melompat tiga kali hingga menjadi Rp502,4 triliun.
Setelah dikalkulasi kuota subsidi hanya tersedia 23 juta kiloliter Pertalite dan 15,1 juta kiloliter Solar. Setelah di kalkulasi, jumlah ini hanya bisa sampai pada awal Oktober.
“Kalau sampai akhir Desember kebutuhan kita menjadi 29,1 juta kiloliter untuk Pertalite dan 17,4 kiloliter untuk solar, ini estimasi akan kurang,” jelasnya.
Sedangkan APBN sudah tidak mampu lagi memberikan alokasi subsidi. “Kalau dipaksakan akan muncul tambahan kebutuhan subsidi Rp195 triliun. Jadi kalau kita lakukan itu (tahan BBM) bisa sampai Rp700 triliun, uangnya dari mana?” sebut Presiden. (ahmad)