Setelah pernyataan tersebut, ruangan Munas di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, mulai gegap gempita dengan teriakan ‘presiden’. “Presiden, presiden,” teriak para peserta Munas berbarengan.
Anies hanya tersenyum. Dia menjelaskan, dirinya harus membereskan dulu urusannya di DKI Jakarta. Baginya, tiap urusan harus dibereskan satu per satu, kemudian beranjak ke urusan lain.
“Satu (per) satu Bu. Kan begini, ‘fa iza faragta fansab, wa ila rabbika fargab’. Jadi bereskan dulu satu urusan, baru ambil urusan yang lain. Jangan langsung, beresin dulu satu-satu,” tukas Anies.
Anis pun sempat menyinggung pembayaran PBB yang tinggi secara tidak langsung menugusir pribumi. “Penghormatan bagi pahlawan dan para pelaku sejarah, keturunannya harus dihormati,” tukasnya.
Anies pun bersedia mengantar peserta Musyawarah Nasional Wanita Syarikat Islam se-Indonesia untuk mengungjungi situs-situs dan melihat pembangunan di Jakarta. “Kalau selesai munas, silakan berkeliling Jakarta yang sekarang sudah berpenampilan baru,” pungkasnya. (ahmad)