IPOL.ID – Media sosial bisa dimanfaatkan sebagai sumber untuk mencari berbagai informasi kesehatan. Banyak platform digital yang mengembangkan teknologi kesehatan dan masyarakat bisa dengan mudah memanfaatkannya.
Dosen Manajemen Informasi Kesehatan Politeknik Negeri Jember, Muhammad Yunus, mengatakan, saat ini mengakses informasi kesehatan sangat mudah. “Kita bisa mendapatkan informasi tentang kesehatan ataupun konsultasi dengan tenaga kesehatan meskipun dari rumah. Hanya bermodalkan gadget kita bisa memanfaatkan segala kemudahan itu melalui aplikasi-aplikasi kesehatan yang kita download,” kata Muhammad Yunus dalam webinar bertema “Kesehatan Masyarakat di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo, baru-baru ini.
Dia mengajak pengguna media sosial untuk lebih bijak dalam mencari informasi kesehatan agar tidak termakan informasi bohong. “Saat pandemi kemarin misalnya, banyak sekali informasi yang menyesatkan sampai menyebabkan ketakutan pada masyarakat. Pastikan kita mendapat informasi dari situs resmi ataupun aplikasi kesehatan yang kredibel,” paparnya.
Head of Operations PT Meraki Kreatif Bangsa, Muhammad Mikail Karimov, menjelaskan, kecakapan digital masyarakat dalam mengoptimalkan ruang digital juga bermanfaat bagi kesehatan digital. Kemajuan teknologi digital juga bisa dimanfaatkan untuk mengakses berbagai aplikasi kesehatan, seperti aplikasi penghitung langkah dan detak jantung.
“Selain itu kita juga bisa memanfaatkan ruang digital untuk berolahraga di rumah sambil menonton konten influencer kesehatan,” ujarnya.
Mikail mengatakan teknologi kesehatan saat ini sudah banyak diimplementasikan untuk kebutuhan dunia medis. “Saat ini kita bisa konsultasi secara virtual dari rumah tanpa harus pergi ke rumah sakit atau klinik. Selain itu teknologi kesehatan juga dikembangkan untuk blockchain, artificial Intelligence dan 3D Visual. Hal ini tentunya akan memudahkan tenaga kesehatan dalam mendiagnosis penyakit pasien,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, psikiater dr Ida Rochmawati memandang kesehatan masyarakat akan terganggu jika menggunakan ruang digital, khususnya media sosial secara berlebihan. “Dampak kesehatan yang pertama adalah akan mengalami FOMO atau Fear Of Missing Out, yaitu di mana pengguna akan merasa tertinggal tentang berita dan tren yang sedang terjadi,” katanya.
“Dampak selanjutnya adalah Nomophobia yaitu suatu kondisi dimana seseorang mengalami kecemasan berlebih ketika tidak bersama ponsel. Dampak lainnya yaitu bisa menyebabkan Autistik dan Egosentris,” jelas Ida.
Menutup materinya Ida memberikan tips agar kesehatan pengguna ruang digital tetap terjaga. “Tips pertama, yaitu akui dan sadari kenapa kita bisa menjadi sangat tergantung terhadap media sosial. Setelah itu manajemen diri lebih baik lagi agar bisa membagi dalam bermain di ruang digital dan terakhir konsultasi ke profesional jika kita sudah berada dalam posisi ketergantungan,” pungkasnya.
Diketahui, Kementerian Kominfo bersama GNLD Siberkreasi terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital. Tujuannya, mendukung dan mendorong masyarakat memanfaatkan dunia digital sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang aman, nyaman dan berbudaya. (ahmad)