IPOL.ID-Ketua Umum Yayasan BPK Penabur Adri Lazuardi tersenyum sumringah.
Ia bangga atas capaian rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) yang berhasil dipecahkan kembali oleh Yayasan BPK Penabur bersama Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) dengan support PB Percasi.
Namun pihaknya masih penasaran untuk melampaui rekor dunia yang mencapai 2.500 peserta.
“Mudah-mudahan kita bisa mencapainya. Itu kalau yang mendaftar bisa 1.000 sekolah,” kata Adri Lazuardi kepada wartawan di Galeri MURI Jakarta, Kamis (13/10).
Ya, Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) berhasil dipecahkan kembali oleh Yayasan BPK Penabur bersama Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) dengan support PB Percasi.
Rekor tersebut tercipta saat mereka menyelenggarakan Festival Catur Pelajar Nasional 2022 pada tanggal 17-18 September 2022 (babak kualifikasi) dan tanggal 24-25 September (babak final).
Kegiatan ini mendapat penghargaan dari MURI setelah jumlah kontestan tercatat sebagai yang terbanyak, yaitu 1.393 peserta.
Atas capaian itu, MURI memberikan piagam penghargaan kepada Yayasan BPK Penabur bersama Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) atas rekor Kompetisi Catur secara Daring Pelajar Terbanyak (1.393 Pelajar).
Piagam penghargaan tersebut ditanda tangani Ketua Umum MURI Jaya Suprana dengan nomor 10604/R.MURI/X/2022.
Penyerahan rekor MURI diserahkan oleh Senior Manager MURI Awan Raharjo kepada Ketua Umum Yayasan BPK Penabur Adri Lazuardi dan Pendiri SCUA yang juga Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya di Galeri MURI yang berlokasi di Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading, Jakarta, Kamis 13 Oktober 2022.
Penghargaan ini merupakan pemecahan rekor untuk yang kedua kali setelah pada tahun sebelumnya juga menciptakan rekor peserta terbanyak, yaitu 1.365 peserta.
Ketua Umum Yayasan BPK Penabur Adri Lazuardi mengaku bangga atas capaian rekor yang didapatkan tersebut. Namun pihaknya masih penasaran untuk melampaui rekor dunia yang mencapai 2.500 peserta. “Mudah-mudahan kita bisa mencapainya. Itu kalau yang mendaftar bisa 1.000 sekolah,” kata Adri Lazuardi.
Selain itu, Adri juga bangga karena anak didiknya, yakni Victoria Lareyna Tumbelaka dari SDK BPK Penabur Sukabumi berhasil meraih gelar juara kategori SD kelas 1-3 putri. Atas raihan juara tersebut, Victoria mendapatkan golden ticket di ajang Asian Youth Chess Championship (AYCC) yamg saat ini sedang berlangsung di Bali.
Pada tahun depan, turnamen catur direncanakan tak digelar secara daring lagi. Menurut Adri, pihaknya sedang menggodok konsep turnamen seperti sirkuit. Dimana, peserta akan bertanding di daerah terdekat tempat tinggalnya, misal di Bandung, Lampung, Cirebon dan Jakarta. Dari sejumlah kota itu nanti, para pemenangnya akan diadu secara nasional di Jakarta.
“Konsepnya sedang kami matangkan sekarang. Bentuk turnamen diawali seperti sirkuit mulai dari 15 kota,” terang Adri.
Pendiri SCUA yang juga Dewan Pembina PB Percasi Eka Putra Wirya berterima kasih kepada MURI atas penghargaan yang diterimanya. Rekor ini bisa dijadikan pelecut bagi semua pihak yang terlibat untuk terus berkarya.
“Kebetulan kita mendapatkan BPK Penabur sebagai mitra strategis, panitianya bekerja luar biasa, mereka all out untuk mendapatkan hasil terbaik,” tutur Eka Putra Wirya.
Dalam waktu dekat, penghargaan yang diperoleh BPK Penabur dan SCUA ini akan dipajang di Galeri MURI. Rekor ini akan bersanding dengan rekor-rekor lain yang sudah terdisplay sebelumnya di galeri.
Hal ini pula yang dijanjikan Senior Manager MURI Awan Raharjo. “Rekor tidak semua kami display di kantor. Ke depan setiap enam bulan akan gantikan rekor terbaru. Nanti catur dari BPK Penabur akan kami display di Galeri MURI,” ujar Awan Raharjo. (bam)