IPOL.ID – Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar proses penerimaan calon anggota Polri dilakukan secara terbuka dan adil.
Itu menyusul polemik calon polisi wanita (Polwan), Sulastri Irwan yang digugurkan Polda Maluku Utara meski sudah lolos seleksi.
Sahroni menegaskan, kasus Sulastri itu tidak boleh terulang. Sulastri sempat viral lantaran dia disebut-sebut digugurkan dan diduga ditukar oleh pihak panitia
Sahroni pun meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyikapi serius kasus tersebut. Pasalnya, hal itu dapat memengaruhi citra Korps Bhayangkara.
Legislator dari Fraksi Partai NasDem ini juga meminta Kapolri untuk tidak segan memberikan sanksi tegas kepada anggotanya yang ‘bermain’ pada proses rekrutmen.
“Ke depannya agar hal serupa tidak terjadi lagi. Saya minta Pak Kapolri langsung beri ketegasan kepada pimpinan tertinggi di wilayah tersebut, di manapun berada, agar membuat jera bagi pejabat kepolisian dalam penerimaan calon polisi,” kata Sahroni melalui keterangan tertulisnya dikutip pada Kamis (17/11/2022).
Dia juga meminta Kapolda memantau langsung proses rekrutmen. Sehingga, proses rekrutmen yang dilakukan bisa adil dan jujur.
“Bagi pejabat kepolisian hingga Kapolda juga sudah selayaknya agar mengecek kembali semua proses agar tidak terjadi lagi hal yang demikian. Jangan mentang-mentang anak petani jadi tidak diloloskan,” ujarnya.
Sebelumnya, Polda Maluku Utara tidak meloloskan Sulastri pada penerimaan calon siswa Bintara Polri Gelombang ll-2022. Padahal, Sulastri mengaku menempati peringkat ketiga pada seleksi panitia penentu akhir (Pantukhir) berdasarkan pengumuman Pantukhir pada 2 Juli 2022.
Keputusan itu akhirnya menjadi polemik. Nasib Sulastri menjadi perbincangan di media.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Maluku Utara Irjen Pol Midi Siswoko pun mengambil tindakan. Sulastri akhirnya diloloskan untuk mengikuti pendidikan polwan. (Far)