IPOL.ID – Pembangunan turap di aliran Kali Baru yang dilakukan Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Ciracas, dikeluhkan warga maupun pengendara motor. Sebab, belakangan mulai membuat kemacetan arus lalu lintas.
Warga sekitar, Eka mengeluhkan pengerjaan karena material proyek yang digunakan menutupi setengah badan Jalan Raya Bogor dari arah Ciracas menuju Kramat Jati.
“Pasir, batu, sampai alat berat ditaruh sampai ke jalan. Lebar jalan cuman untuk dua mobil saja, sementara yang lewat truk, bus. Bagaimana enggak macet,” ujar Eka di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (28/11).
Dia mengatakan, pada jam sibuk seperti pagi hari dampak kemacetan dari lokasi pengerjaan turap mengakibatkan kemacetan hingga Flyover Pasar Rebo, Kecamatan Ciracas.
Sehingga warga berharap agar material dan alat berat yang digunakan untuk pembangunan turap di sepanjang aliran Kali Baru tidak memakan satu lajur Jalan Raya Bogor.
“Bukannya nolak proyek pemerintah ya. Tapi pengerjaannya ini selain buat macet juga membahayakan. Enggak ada pembatas seperti seng begitu. Kalau orang enggak tahu kan bisa nabrak,” ungkapnya.
Joe, 39, pengguna motor juga mengeluhkan pengerjaan yang sama dilakukan karena pada siang hari tumpukan material pasir maupun batu kerikil tercecer hingga memakan satu lajur jalan di Jalan Raya Bogor. Kemudian pada malam hari tidak terpasang lampu penanda pengerjaan untuk memperingati pengendara yang melintas di lokasi.
Menurutnya, bila selama pengerjaan material proyek memang terpaksa ditempatkan di badan Jalan Raya Bogor maka seharusnya dipasang penerangan tambahan sebagai tanda.
“Kayak lampu-lampu kecil atau stick light begitu kan bisa. Jangan numpuk pasir, batu segala macam di pinggir jalan tapi enggak ada tanda peringatan untuk pengendara, kalau siang juga terlihat tumpukan material sampai memakan setengah lajur,” katanya.
Awak media telah berupaya mengonfirmasi pengerjaan turap kepada Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Yusmada Faisal, dan Kasudin SDA Jakarta Timur, Wawan Kurniawan tapi hingga berita ditulis belum merespon. (Joesvicar Iqbal)