“Yang penting bukan nangkepin orang pakai doping, tapi yang penting mensosialisasikan doping itu apa dan bagaimana. Bagaimana orang bisa ditangkap kalau dia tidak tahu salahnya di mana. Dulu kita di sanksi masalahnya bukan doping, tapi Indonesia tidak punya lembaga anti-doping. Sekarang kita punya IADO yang sangat profesional yang dikelola timnya Pak Gatot,” ujar Oktohari.
“Saya secara pribadi, sebagai Ketua Satgas pada saat itu maupun sebagai Ketua NOC Indonesia paling berpekentingan terhadap profesinoalisme dari IADO. Kita user, jadi kalau sampai ada apa-apa yang terganggu ya kita. Sebab, kita persiapkan semua kegiatan, atlet dan lain-lain kok tiba-tiba Indonesia disanksi karena tidak mengikuti WADA Code, akhirnya semua jadi percuma,” jelas Okto, sapaan akrab Oktohari.
Sementara itu, Ketua IADO Gatot S Dewa Broto mengungkapkan seminar akbar tentang anti-doping yang digelar merupakan yang pertama sejak 2006. Seminar ini disebut menjadi sangat penting untuk menyadarkan kembali para stakeholder olahraga akan betapa pentingnya anti-doping.