IPOL.ID – Pengelola Program Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta, dr A Rhyza Vertando Halim mengimbau para orang tua untuk memanfaatkan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Melalui program ini, anak-anak bisa mendapatkan vaksin HPV (human papillomavirus) bagi anak.
Dikatakannya, program di sekolah dan di masyarakat yang diadakan oleh Puskesmas ini adalah upaya yang baik guna melindungi anak-anak dari potensi kanker serviks akibat infeksi virus HPV.
“Orang tua diimbau mengikutsertakan anaknya untuk vaksinasi HPV. Sudah terbukti aman, berkhasiat, serta bermanfaat untuk mencegah terjadinya kanker serviks,” ungkap Rhyza saat menjadi pembicara dalam “Talkshow Kesehatan” yang adakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, di Jakarta, Selasa (15/11).
Vaksinasi HPV dalam giat BIAS rutin dilakukan di DKI Jakarta sejak 2016. Umumnya dihelat setiap bulan Agustus.
Vaksinasi tersebut gratis sebagai bagian dari program pemerintah dengan sasaran anak berusia 9-13 tahun atau usia anak kelas V dan VI sekolah dasar.
Dia menjelaskan, usia anak sekolah kelas V dan VI SD atau 9-13 tahun merupakan usia yang optimum dalam efektivitas pemberian vaksin HPV. Anak bisa mendapatkan dua dosis vaksin HPV di program BIAS, dosis pertama dilakukan di usia kelas V SD dan dosis kedua di usia kelas VI SD.
Melansir Antara, bagi anak-anak yang belum bisa dilakukan vaksinasi karena kondisi tertentu. Misalnya sakit dan tidak masuk sekolah, Rhyza menegaskan, pemberian vaksin HPV bisa di Puskesmas.
Dia menambahkan, anak-anak yang tidak bersekolah formal di wilayah DKI Jakarta juga tetap berhak untuk mendapatkan vaksinasi HPV selama rentang usia sesuai sasaran program pemerintah. Kabar gembiranya, kata Rhyza, vaksinasi HPV akan menjadi program nasional dalam waktu dekat sehingga anak-anak di luar DKI pun dapat mengakses.
Untuk saat ini, imbuh Rhyza, program pemerintah masih menargetkan sasaran kelompok usia anak kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Jika orang tua ingin mendorong vaksinasi pada anak selain kelompok usia tersebut, disarankan untuk mendapatkan layanan melalui fasilitas kesehatan lain dengan biaya mandiri.
Dia memastikan vaksin HPV yang disediakan pemerintah, yang disalurkan melalui Puskesmas, memiliki kualitas keamanan dengan mutu yang terjaga. Rhyza juga memastikan bahwa rata-rata kejadian ikutan pasca-imunisasi tergolong ringan sehingga orang tua tidak perlu khawatir.
Rhyza mengatakan secara umum vaksinasi aman untuk dilakukan. Sementara kontra-indikasi absolut atau larangan pemberian vaksin dapat dimungkinkan apabila anak memiliki riwayat alergi berat dengan reaksi pingsan bahkan syok anafilaktik.
“Demam, batuk, pilek kalau seperti ringan sebetulnya tidak masalah (untuk vaksinasi HPV). Cuma kalau misalnya memang perlu ada perawatan atau kondisinya cukup membutuhkan perhatian, sebaiknya ditunda dulu. Sampai sembuh, baru nanti dilakukan vaksinasi supaya lebih nyaman dan aman,” pungkasnya.