IPOL.ID – Pembangunan turap di aliran Kali Baru yang digeber Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov DKI dan Sudin SDA Jakarta Timur di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Ciracas, bakal rampung pada pertengahan Desember 2022.
Setelah sebelumnya pembangunan turap di aliran Kali Baru sempat dikeluhkan warga maupun pengendara motor. Selain itu, belakangan mulai membuat kemacetan arus lalu lintas, terlebih pada jam akan memulai aktivitas dan pulang kerja.
Saat dikonfirmasi terkait pembangunan turap di aliran Kali Baru, Ciracas, Kepala Suku Dinas (Kasudin) SDA Jakarta Timur (Jaktim), Wawan Kurniawan mengatakan, mengenai pekerjaan perbaikan turap di aliran Kali Baru di Jl. Raya Bogor (depan Gudang Air), ada lokasi pekerjaan dengan 2 kontraktor.
“Dari dua kontraktor itu, pertama dikerjakan oleh kontraktor dari Dinas SDA DKI Jakarta dan kedua dari Sudin SDA Jakarta Timur,” tutur Wawan Kurniawan pada ipol.id, Selasa (29/11).
Dia mengungkapkan, untuk yang dikerjakan oleh kontraktor dari Dinas SDA DKI, panjangnya 150 meter. Kemudian pekerjaan kontraktor dari Sudin SDA Jaktim sepanjang 70 meter.
Wawan menjelaskan, jika dalam kontrak pekerjaan perbaikan turap tersebut akan selesai pada pertengahan Desember 2022. “Pekerjaan perbaikan turap aliran Kali Baru selesai pada tanggal 15 Desember 2022,” tukasnya.
Sebelumnya, warga sekitar, Eka mengeluhkan pengerjaan karena material proyek yang digunakan menutupi setengah badan Jalan Raya Bogor dari arah Ciracas menuju Kramat Jati.
“Pasir, batu, sampai alat berat ditaruh sampai ke jalan. Lebar jalan cuman untuk dua mobil saja, sementara yang lewat truk, bus. Bagaimana enggak macet,” ujar Eka di kawasan Ciracas, Senin (28/11).
Dia mengatakan, pada jam sibuk seperti pagi hari dampak kemacetan dari lokasi pengerjaan turap mengakibatkan kemacetan hingga Flyover Pasar Rebo, Kecamatan Ciracas.
Sehingga warga berharap agar material dan alat berat yang digunakan untuk pembangunan turap di sepanjang aliran Kali Baru tidak memakan satu lajur Jalan Raya Bogor.
“Bukannya nolak proyek pemerintah ya. Tapi pengerjaannya ini selain buat macet juga membahayakan. Enggak ada pembatas seperti seng begitu. Kalau orang enggak tahu kan bisa nabrak,” ungkapnya.
Joe, 39, pengguna motor juga mengeluhkan hal sama yang dilakukan karena pada siang hari tumpukan material pasir maupun batu kerikil tercecer hingga memakan satu lajur di Jalan Raya Bogor. Kemudian pada malam hari tidak terpasang lampu penanda pengerjaan untuk memperingati pengendara yang melintas di lokasi.
Menurutnya, bila selama pengerjaan material proyek memang terpaksa ditempatkan di badan Jalan Raya Bogor maka seharusnya dipasang penerangan tambahan sebagai tanda.
“Kayak lampu-lampu kecil atau stick light begitu kan bisa. Jangan numpuk pasir, batu segala macam di pinggir jalan tapi enggak ada tanda peringatan untuk pengendara, kalau siang juga terlihat tumpukan material sampai memakan setengah lajur,” pungkasnya. (Joesvicar Iqbal)