Jhonisius juga menjelaskan, selain digunakan untuk freezer, masyarakat juga memanfaatkan listrik untuk berbagai aktivitas rumah tangga seperti untuk mesin cuci, pompa air, penggunaan mesin ketam kayu hingga belajar anak-anak.
“Saya terima kasih kepada PLN bukan 99 persen lagi, tapi 100 persen karena semua yang bikin hitam rumah sudah tidak ada, seperti obor kami biasa kalau pagi saat bangun tidur hidung hitam,” ungkapnya.
Senada, Frans Pasarua, Kepala Dusun Yarweser, menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan. Menurutnya, kehadiran listrik membantu aktivitas warga.
“Saya mewakili masyarakat kampung ini, kami berada di sini kurang lebih dari 2001, kami sebagai masyarakat bersyukur kepada Tuhan karena sudah mendapat penerangan. Terima kasih banyak karena bapak sudah bantu kita orang ini. Jadi pagi hari ini kami sangat senang karena kita punya anak-anak belajar malam-malam hanya pakai obor namun sekarang kita punya lampu dan bisa menyala hingga 24 jam,” jelasnya.
Adanya bantuan ini juga menghemat pengeluaran masyarakat. Sebelumnya, mereka harus mengeluarkan biaya Rp 100 ribu untuk menyalakan genset selama 6 jam. Saat ini, dengan menyala 24 jam penuh dan estimasi penggunaan 1,5 kWh, mereka cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp 2 ribu.