Secara keseluruhan, Departemen Pertanian AS (USDA) memprediksi, produksi global minyak nabati pada 2022/23 akan berjumlah 219,8 juta ton. Jumlah ini meningkat 8,3 juta ton dibandingkan tahun panen sebelumnya. USDA berharap, produksi ini dapat menutupi permintaan diperkirakan mencapai 213,6 juta ton pada tahun panen saat ini.
Kendati, diakuinya, harga CPO di 2023 tidak akan setinggi tahun ini karena momen puncak kenaikan harga komoditas sudah melandai. Reuters mencatat, hingga 17 November 2022, harga minyak sawit berjangka Malaysia jatuh ke RM3.850/ton atau -22,97% (yoy).
Hal sama disuarakan Ekonom Universitas Indonesia (UI), Telisa Falianty. Dia menilai, separuh lebih pasokan minyak sawit dunia bergantung pada Indonesia. Dunia juga ikut terdampak jika terdapat guncangan pada industri kelapa sawit Indonesia.
Karena itu, Telisa mengingatkan, proses hukum terkait industri kelapa sawit dengan jumlah banyak dapat berpotensi mengganggu atau memberikan guncangan terhadap industri kelapa sawit, meski itu bersifat temporer. Sebab, kasus hukum bisa berdampak pada perubahan regulasi sementara yang mendadak.