Setelah membuat laporan keuangan, langkah selanjutnya ialah melalukan analisis. “Aktivitas pengeluaran didata, apakah termasuk tipe yang terlalu boros atau tipe hemat? Pengeluaran mana yang terlalu besar sampai-sampai akhir bulan harus menangis semalam karena uangnya habis? Apakah ada pengeluaran yang bisa diminimalisir? Pengeluaran jenis apa yang perlu diprioritaskan? Atau yang bisa diundur pengeluarannya?” papar Ricardo.
Dalam melakukan perencanaan keuangan, dia menyarankan mahasiswa menggunakan rumus kebutuhan pribadi 40 persen, utang 30 persen, simpanan (tabungan/investasi) 20 persen, dan sedekah 10 persen.
Di menegaskan, berapa pun pendapatan mahasiswa, menabung adalah keharusan. “Dihemat apa yang bisa dihemat. Kalau tidak, berapa pun pendapatan kita tak akan cukup. Makan tidak perlu tempat-tempat mahal, lebih bagus kalo kita masak sendiri,” katanya lagi.
Dengan perencanaan keuangan seperti ini, sambung dia, maka mahasiswa bisa menabung. Bahkan bisa melakukan investasi.
Dalam praktiknya memang sulit dilakukan, terlebih mahasiswa yang pendapatannya pas-pasan. Tak heran, muncul pertanyaan dari mahasiswa yang mencari tahu bagaimana cara menabung dengan uang serba pas-pasan.